IND | ENG
Pandemi Covid-19, Momentum Indonesia Adopsi Teknologi WFH

Ilustrasi

Pandemi Covid-19, Momentum Indonesia Adopsi Teknologi WFH
Arif Rahman Diposting : Senin, 16 Maret 2020 - 15:08 WIB

Cyberthreat.id - Chairman Lembaga Riset Siber CISSReC, Pratama Persadha, mengatakan, meningkatnya permintaan untuk bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) sebagai akibat pandemi virus Corona (Covid-19) menjadi momentum bagi pemerintah untuk segera mengadopsi teknologi yang mendukung penerapan teknologi WFH.

"Ada faktor keamanan (security) dan kemudahan yang harus diperhatikan sehingga produktivitas tetap terjaga," tulis Pratama dalam siaran pers, Senin (16 Maret 2020).

Presiden Joko Widodo dan beberapa kepala daerah telah memberi pengumuman untuk mulai mengurangi aktivitas di luar rumah. Penyebaran virus corona yang cepat telah membuat pemerintah meliburkan sekolah selama dua pekan. Setelah dua pekan kebijakan itu akan dilihat kembali, sedangkan pelaku usaha harus mengakali produktivitas tidak berkurang drastis dengan metode WFH.

"Pertama yang harus dilakukan perusahaan dan pemerintah adalah edukasi keamanan siber paling mendasar untuk para pegawai. Misalnya bagaimana mengamankan email, akun medsos, dan WiFi di rumah. Juga himbauan untuk tidak memakai WiFi publik saat mengakses sistem kantor," ujar Pratama.

Kemudian pemerintah maupun organisasi harus ada pengecekan keamanan pada device atau perangkat yang dipakai para pegawai untuk WFH. Minimal, kata dia, ada antivirus dan VPN sebagai tambahan keamanan. Pada tingkat lebih lanjut, pegawai juga harus dilengkapi sistem yang lengkap dengan enkripsi, sehingga data terlindungi.

"Keamanan adalah hal yang paling utama disamping kemudahan pemakaian. Karena itu perlu dilakukan audit password dan juga memastikan update OS pada perangkat yang dipakai. Hal ini melengkapi pemakaian VPN dan anti virus untuk keamanan."

Teknologi Cloud

Maraknya WFH sekaligus merupakan momentum tepat untuk melatih negara dan swasta di Tanah Air menggunakan teknologi cloud secara luas. WFH, kata Pratama, sangat membutuhkan pemakaian cloud. Untuk skala menengah kecil penggunaan cloud yang gratis dan basic sudah cukup. Ada dropbox, mycloud, dan berbagai cloud lokal di Tanah Air.

"Idealnya memakai enterprise mobility management atau EMM namun memang perlu proses. Industri besar biasanya memakai teknologi EMM ini. Penggunaan EMM seharusnya lebih memudahkan dan lebih aman," jelas Pratama.

Pengamanan perangkat dan jaringan pegawai juga harus diikuti oleh update sistem dan pengamanan jaringan kantor. Termasuk pegawai kunci seperti admin dan super admin harus terus mendapatkan perhatian dan prioritas keamanan.

"Sehingga menutup celah terjadinya data breach," tegas dia.

Pasca krisis corona terlewati pasti akan banyak kebijakan pemerintah dan swasta untuk membangun sistem kerja yang fleksibel namun juga aman. Menurut Pratama, terdapat lima hal yang harus disiapkan, yaitu desain arsitektur sistem, metode otentikasi, teknologi enkripsi, access control dan endpoint security.

“Saat model kerja remote akan dijalankan secara menyeluruh di sebuah lembaga, harus dilakukan tes dan evaluasi sistemnya. Meliputi tes pada konektivitas, traffic connection, otentikasi, sistem manajemen, proses logging, performa, implementasi keamanan, dan kemudahan pemakaian sistem."

Kesiapan SDM untuk menjalankan WFH mungkin belum umum di Tanah Air. Menurut Pratama, kunci WFH bisa berjalan dan memiliki output yang bagus adalah pada tata kelola SDM.

Misalnya soal keamanan, saat staf menjalankan WFH harus melakukan reset password wifi rumahnya. Juga mengurangi bahkan tidak memakai flashdisk saat memindahkan data karena itu penggunaan cloud sangat dianjurkan.

"Kita juga bersyukur, ruangguru dan zenius memberikan akses gratis untuk masyarakat dalam menghadapi libur sekolah 2 pekan. Ini bukti aplikasi lokal bisa menjadi solusi bagi masyarakat dalam kondisi krisis seperti saat ini."

#Teleworking   #workfromhome   #wfh   #CISSReC   #pratamapersadha   #edukasicybersecurity   #keamananinformasi   #Cloud   #IoT   #bigdata   #Analytics   #ai

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
Microsoft Merilis PyRIT - Alat Red Teaming untuk AI Generatif
Utusan Setjen PBB: Indonesia Berpotensi jadi Episentrum Pengembangan AI Kawasan ASEAN
Indonesia Tingkatkan Kolaborasi Pemanfaatan AI dengan China