IND | ENG
Audit Aplikasi, JNE Rangkul Komunitas Cybersecurity

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Audit Aplikasi, JNE Rangkul Komunitas Cybersecurity
Oktarina Paramitha Sandy Diposting : Kamis, 12 Maret 2020 - 18:41 WIB

Jakarta, Cyberthreat.id – Vice President of Information and Communication Technology (IC) PT JNE, Arief Rahardjo, mengatakan, perusahaannya sangat konsen terhadap keamanan data pelanggan sehingga secara berkala menguji keamanan (pentest) sistem informasi dan aplikasi yang dimilikinya.

Setiap tahun dalam audit keamanan aplikasi, selain mengandalkan tim internal, perusahaan kurir tersebut juga menggandeng komunitas cybersecurity profesional.

"Kami ada kerja sama dengan komunitas, semacam bug bounty (sayembara pencarian kelemahan sistem informasi), tapi secara profesional dan lebih terorganisasi,” ujar Arief saat ditemui Cyberthreat.id di sebuah acara di Jakarta, Rabu (11 Maret 2020).

JNE, menurut Arief, telah menerapkan sistem keamanan berlapis-lapis (multilayer) dan memastikan setiap aplikasi aman sebelum dirilis ke pasaran, termasuk aplikasi dari pihak ketiga. "Kalau tim internal kami menemukan bahwa aplikasi tersebut tidak aman, maka aplikasi itu tidak akan di-launching ke publik," tutur Arief.


Berita Terkait:


Arie menuturkan, sebelum Indonesia memiliki Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP), perusahaan kurirnya telah lebih dulu menerapkan standar-standar keamanan guna melindungi data pelanggan. Salah satu yang dilakukan perusahaan adalah mengacu kepada regulasi perlindungan data pribadi yang dimiliki Uni Eropa, yaitu General Data Protection Regulation (GDPR).

Operasional JNE saat ini telah mengandalkan teknologi digital. Kurir yang selama ini ketika serah terima paket masih melapor secara manual, kini beralih ke sistem digital. JNE telah membangun platform digital berbasis cloud tersebut sejak 2017.

Pada November 2019, JNE menerima penghargaan Oracle Excellence Award di ajang Oracle OpenWorld 2019 di San Francisco, AS. JNE keluar sebagai pemenang melalui penerapan inovasi di bidang teknologi cloud.

Saat itu Head of Cloud Platform Oracle Indonesia, Rully Askar, mengatakan, pendukung bisnis JNE dalam digitalisasi tersebut ialah Oracle Management Cloud dan Oracle Autonomous Data Warehouse.

"Ada banyak kunci utama yang dapat diperoleh perusahaan lain dari transformasi bisnis JNE tersebut. Untuk organisasi yang ingin unggul dalam ekonomi berbasis data saat ini, strategi yang komprehensif dan terintegrasi untuk meningkatkan data adalah pendorong utama untuk pertumbuhan bisnis," kata Rully.[]

Redaktur: Andi Nugroho

#JNE   #keamanansiber   #perlindungandatapribadi   #ruupdp   #bugbounty   #cybersecurity

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
SiCat: Inovasi Alat Keamanan Siber Open Source untuk Perlindungan Optimal
BSSN Selenggarakan Workshop Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata
Politeknik Siber dan Sandi Negara Gandeng KOICA Selenggarakan Program Cyber Security Vocational Center