
Aplikasi Whisper
Aplikasi Whisper
Cyberthreat.id - Whisper, sebuah aplikasi sosial populer yang fokus utamanya untuk membuat penggunanya bisa berbagi rahasia secara anonim (seringkali bersifat intim), dilaporkan tidak melindungi basis data sekitar 900 juta penggunanya. Walhasil, data itu dapat diakses secara terbuka lewat intenet.
Penyelidikan oleh The Washington Post dan dipublikasikan pada Selasa (10 Maret 2020) mengungkapkan, basis data yang terbuka itu berisi berbagai rincian pengguna termasuk postingan yang disebut bisikan (whisper), orientasi seksual, jenis kelamin, usia, etnis, nama panggilan, tempat kerja, dan data lokasi dari mana postingan terakhir dibuat.
Washington Post menyebut temuan itu jelas meresahkan mengingat Whisper mengizinkan pengguna yang berusia di atas 13 tahun mendaftarkan diri. Apalagi ditemukan 1,3 juta hasil ketika mencari database untuk pengguna yang mencantumkan berusia 15 tahun.
Meskipun basis data tidak berisi nama asli setiap pengguna, para peneliti mengungkapnya khawatir bahwa jumlah informasi yang terekam dapat menyebabkan identitas individu terungkap, dan bahkan diperas mengingat sifat pribadi platform tersebut.
Whisper segera menutup akses ke database setelah dilaporkan oleh The Washington Post.
Pada 2014, Whisper pernah ditemukan mengumpulkan data lokassi penggunanya, bahkan setelah mereka logout dari layanan.
Aplikasi ini diluncurkan pada 2012, namun tidak diketahui pasti sudah berapa lama database penggunanya dibiarkan terekspos di internet.[]
Share: