
Tangkapan layar fitur pencarian terkait virus corona di Twitter
Tangkapan layar fitur pencarian terkait virus corona di Twitter
Jakarta, Cyberthreat.id - Penyedia platform micro blogging Twitter ikut berpartisipasi mencegah orang-orang tersesat dalam persebaran informasi terkait virus corona di platformnya.
Setelah pemerintah menyatakan dua orang warga Depok positif terinfeksi virus corona, Twitter pun melakukan penyesuaian pada layanannya.
Diakses pada Kamis (5 Maret 2020), ketika seseorang mencari informasi terkait virus corona dengan mengetikkan 'virus corona', 'covid-19' atau 'coronavirus' di kolom pencarian, Twitter kini mengarahkan penggunanya ke situs web dan akun Twitter milik Kementerian Kesehatan RI.
Arahan itu muncul di posisi teratas disertai teks berbunyi,"Ketahui faktanya. Untuk memastikan anda mendapatkan informasi yang benar mengenai novel-coronavirus, Kementerian Kesehatan RI telah menebitkan Pedoman Kesiapsiagaan dalam mengantisipasi infeksi nCoV"
Di bawah tulisan itu, disajikan dua tautan. Pertama, tautan yang ketika diklik mengarahkan ke "Pedoman Kesiapsigaan menghadapi Coronavirus" yang diunggah di situs resmi Kementerian Kesehatan. Kedua, mengarahkan pengguna ke akun Twitter resmi milik Kementerian Kesehatan yang beralamat di @KemenkesRI
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mengumumkan temuan 147 hoax dan disinformasi terkait virus corona, di antaranya:
Seperti diketahui, Indonesia yang sempat dipertanyakan lantaran belum ditemukan kasus virus corona, akhirnya terkonfirmasi dua kasus. Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi pada Senin lalu (2 Maret 2020).
Bermula dari Provins Hubbei di China, virus corona telah menjalar berbagai belahan dunia lain sejak akhir Desember 2019. Situs web pelacak penyebaran corona buatan Johns Hopkins University mencatat, hingga Kamis pagi (5 Maret 2020), virus corona telah menjalar ke 77 negara dan menginfeksi 93.164 orang, 3.199 orang meninggal dunia.
Kasus terbanyak tercatat di China daratan sejumlah 80.422 kasus. Disusul Korea Selatan yang berjumlah 5.328 kasus, Italia 2.502 kasus, dan Iran 2.336 kasus. Ada pun negara-negara lain jumlahnya masih di bawah 1.000 kasus.[]
Share: