
Jalur kabel internet bawah laut dunia | Foto: submarinecablemap.com
Jalur kabel internet bawah laut dunia | Foto: submarinecablemap.com
Jakarta, Cyberthreat.id – Presiden Direktur Biznet Network, Adi Kusma, berpendapat ada tiga hal yang perlu diperhatikan jika wacana gerbang internet internasional (international internet gateway/IIG) satu pintu akan diterapkan di Indonesia.
Tiga hal tersebut, antara lain sumber daya manusia, perangkat, dan lokasi yang mendukung penerapannya. Menyangkut distribusi jaringan internet, kata dia, bisa saja meniru model Doman Name System (DNS) Nasional yang dibuat Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“Kebijakan diterapkan oleh Kominfo dan masing-masing Network Acces Point (NAP) memiliki alat yang bisa mengaplikasikan kebijakan tersebut,” kata dia saat berbincang dengan Cyberthreat.id pada Kamis (27 Februari 2020).
Biznet Network adalah salah satu penyedia layanan internet (ISP) di Indonesia juga operator yang mengelola pintu IIG sejak 2005 yang disebut sebagai Global International.
Sebelumnya, wacana gerbang internet internasional satu pintu disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jamalul Izza.
Menurut dia, ada baiknya Indonesia menerapkan IIG satu pintu saja dengan alasan ISP-ISP yang ada akan lebih gampang memantau trafik atau lalu lintas, lebih-lebih jika terjadi sebuah serangan siber dari luar negeri. Masing-masing operator ISP pun tidak lagi punya banyak gerbang; jika terjadi insiden siber, antisipasi cepat bisa segera dilakukan.
“Satu pintu bagus. Tapi, memang harus dipersiapkan dengan benar-benar siap. Soal spesifikasi keandalannya, rencana backup-nya seperti apa kalau mati," kata Jamalul pada 11 Februari lalu.
Berita Terkait:
Yang disampaikan Jamalul tak jauh berbeda dengan Adi Kusuma. Menurut Adi, satu pintu IIG di Indonesia akan lebih mudah dalam memantau serangan dari luar negeri.
"Untuk penerapan satu pintu secara kebijakan Biznet akan setuju saja. Akan tetapi, untuk koneksi internet gateway di Indonesia tetap memerlukan beberapa provider," tutur dia.
Menyangkut deteksi serangan siber dari luar negeri, Biznet telah bekerja sama dengan upstream (istilah penyedia layanan internet untuk ISP) di IIG. Selain itu, Biznet juga telah menerapkan beberapa access list/firewall .
"Misalnya port-port mana saja yang bisa lewat, IP (internet protocol) mana saja yang boleh akses network kami. Beberapa port dan IP biasanya kami blokir apabila terindikasi sebagai serangan,” kata Vice President Biznet Network, Agus Ariyanto.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: