Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Ada gerombolan malware baru yang sedang aktif bergerilya di Google Play Store. Para peneliti Check Point, perusahaan keamana siber asal AS, menjulukinya dengan malware “Haken”.
Malware ini termasuk dalam keluarga malware clicker. Maksudnya, malware ini meniru perilaku pengguna dan melakukan “klik” pada banner iklan.
Peneliti menemukan Haken saat memantau keluarga malware clicker lain, “BearCloud” atau dijuluki “ai.type” oleh UpsteamSystems. Malware ini lebih dulu beredar dengan menginfeksi 47 aplikasi di Google Play Store dan telah diunduh lebih dari 78 juta kali, tulis Check Point di situs webnya, yang diakses Minggu (23 Februari 2020).
Sementara, Haken saat ini baru terpantau di delapan aplikasi, tapi telah diunduh 50.000 kali. Delapan aplikasi ini, antara lain Kids Coloring, Compass, qrcode, Fruits coloring book, soccer coloring book, fruit jump tower, ball number shooter, dan Inongdan.
Aplikasi tersebut berfungsi sah seperti yang diiklankan, tapi di latar belakang secara diam-diam melakukan serangkaian praktik kriminal. Tujuan dari clicker ini dapat mendaftarkan pengguna untuk layanan berlangganan premium tanpa diketahui oleh korban.
Karakteristik gerilya
Antara BearCloud dan Haken memiliki pendekatan berbeda dalam aktivasinya di perangkat korban. Malware BearCloud menggunakan pembuatan tampilan web dan memuat kode JavaScript berbahaya untuk melakukan klik, sedangkan Haken mengunakan kode asli dan injeksi ke Facebook dan Google AdMob (perusahaan iklan seluler) sambil berkomunikasi dengan server jarak jauh untuk mendapatkan konfigurasi, tulis Check Point.
Setelah diunduh, Haken berkomunikasi dengan server jarak jauh dan meminta izin untuk ‘tugas lain’ dari aplikasi itu, tulis ThreatPost.
Tugas yang dilakukan
Ada beberapa tugas yang diperintahkan server jarak jauh untuk malware Haken ini:
Sebelumnya, Google telah menghapus 600 aplikasi bermuatan Adware jahat alias iklan seluler palsu.
“Penipuan iklan seluler merupakan tantangan di seluruh industri,” kata Per Bjorke, Manajer Produk Senior untuk Kualitas Lalu Lintas Iklan di Google.
“[Iklan palsu itu] dapat muncul dalam berbagai bentuk dengan berbagai metode dan memiliki potensi untuk membahayakan pengguna, pengiklan, dan penerbit [iklan],” ia menambahkan.
Redaktur: Andi Nugroho
Share: