
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Senior Vice President of Engineering Tokopedia, Herman Widjaja, mengatakan pertumbuhan dan perkembangan talenta digital Indonesia membutuhkan kolaborasi strategis dengan berbagai pihak. Menurut dia, talenta digital merupakan urusan bersama antara pelaku bisnis, pemerintah, korporasi global, institusi pendidikan, dan komunitas.
"Kita harus bangun ekosistem yang kolaboratif guna membangun industri teknologi Indonesia yang semakin maju,” kata Herman di gelaran Tokopedia START Summit 2020 di The Kasablanka Hall, Jakarta, Sabtu (22 Februari 2020).
Tokopedia START Summit 2020 adalah konferensi yang ditujukan kepada para pegiat teknologi, mulai dari startup, perusahaan, hingga komunitas media. Konferensi ini juga merupakan ajang berbagi pengalaman puluhan talenta digital Tokopedia yang berinovasi untuk masyarakat dalam satu dekade usia perusahaan.
Tokopedia START Summit 2020 bagian dari Tokopedia Academy, wadah bagi para talenta digital Indonesia untuk belajar mengenai beragam topik IT dan mengembangkan talenta. Program Tokopedia Academy meliputi kegiatan reguler Tech A Break, workshop TI, dan kemitraan dengan berbagai komunitas TI.
Tokopedia Academy juga mengedepankan kolaborasi strategis dengan institusi pendidikan. Salah satunya dengan Universitas Indonesia dengan mendirikan Tokopedia-UI Artificial Intelligence (AI) Center of Excellence pada Maret 2019 lalu.
"Ke depannya Tokopedia berkomitmen untuk terus mengakselerasi pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia dan bertransformasi menjadi Super Ekosistem," ujar Herman Widjaja.
Ada lima pilar yang ditekankan Tokopedia menuju Super Ekosistem yakni memperkuat fondasi; fokus pada kebutuhan konsumen; memperluas pemanfaatan data; penggunaan teknologi AI; dan menjalankan kerangka kerja yang optimal secara finansial.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro mengatakan, Pemerintah mendukung setiap usaha penuh inovasi dan inisiasi dari berbagai pihak dalam memajukan talenta digital Indonesia. Hal ini, kata dia, sejalan dengan usaha pemerintah dalam mendorong perkembangan talenta digital guna memenuhi kebutuhan industri 4.0 di Indonesia.
"Semoga kegiatan (kolaborasi) ini dapat semakin menumbuhkan semangat bagi seluruh pihak untuk sama-sama membangun talenta digital Indonesia dan membentuk ekosistem industri teknologi yang lebih signifikan," kata Bambang.
Kementerian Kominfo telah menyatakan Indonesia setidaknya membutuhkan 9 juta talenta digital profesional dan siap pakai di tahun 2030. Tahun 2030 diprediksi sebagai puncak bonus demografi Indonesia, dimana salah satu kondisinya adalah jumlah penduduk produktif di Tanah Air jauh lebih banyak ketimbang penduduk tidak produktif.
Jika dihitung dari sekarang, Indonesia setidaknya harus bisa menghasilkan 50 ribu talenta digital perbulan hingga tahun 2030. Jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, bisa jadi posisi yang kosong diisi pekerja asing yang sekarang sudah bebas bersaing ke pasar dalam negeri.
"Mau dicari kemana talenta digital 9 juta di tahun 2030. Makanya, dari sekarang kita percepat lewat berkolaborasi dengan semua pihak, kalau tidak, nanti orang asing masuk ke sini mengisi posisi tersebut," ujar Rudiantara, Menteri Kominfo periode 2014-2019, saat memberikan pidato di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 19 September 2019.
Share: