
Ilustrasi: tangkapan layar situs Eureka AI
Ilustrasi: tangkapan layar situs Eureka AI
Cyberthreat.id - Perusahaan rintisan (startup) teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence karya anak bangsa, Eureka, mengumumkan mendapat pendanaan seri B senilai US$ 20 juta atau setara Rp274 miliar. Dana segar itu rencananya akan dipakai untuk memperkuat cengkraman di pasar global seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Dalam pengumuman di situs webnya, Eureka menyebut pendanaan terbaru dipimpin oleh Apis Partners (berbasis di London), Gobi Partners (perusahaan Kuala Lumpur), the Riyad Taqnia Fund (perusahaan asal Arab Saudi), dan MEC Ventures (bermarkas di Beijing dan Bahrain). Perusahaan lain yang turut berpartisipasi adalah SG Innovate, GDP Ventures, Pacific Bridge, danCianna Capital.
Sebelumnya, Eureka AI juga mendapat pendanaaan dari sejumlah perusahaan lain termsauk Softbank, PPF Home Credit dan East Ventures.
Situs Tech in Asia menyebut Eureka AI didirikan di Indonesia oleh Benjamin Soemartopo bersama sejumlah koleganya pada 2017 silam. Ben sempat menjabat sebagai Partner dan President Director di Mckinsey & Company Indonesia selama 12 tahun.
Startup ini mengembangkan platform perangkat lunak berbasis AI bernama Spectrum. Perangkat ini terintegrasi dengan platform dan data-data operator seluler. Platform ini memungkinkan pengguna menganalisis, mengurutkan, dan meninjau informasi secara sistematis.
Tangkapan layar mekanisme kerja piranti lunak Spectrum buatan Eureka
Produk-produk Eureka mencakup audiens, risiko, mobilitas, analisa data, serta aktivasi pasar. Perangkat lunak Spectrum memangkas proses pencarian data yang biasanya memakan waktu berminggu-minggu menjadi hanya dalam hitunngan detik. Eureka menyebut teknologinya membantu operator seluler dan perusahaan dalam membuat keputusan, melayani pelanggan, dan mendapatkan klien baru.
Teknologi ini dapat diterapkan untuk perbankan, asuransi, transportasi, fast-moving consumer goods (FMCG) hingga telekomunikasi.
Managing Partner Apis, Udayan Goyal, mengatakan, saat ini para operator seluler menghadapi tekanan ganda dari sisi harga dan kenaikan biaya, juga minimnya ahli pengolah data.
"Dengan memanfaatkan platform Eureka, klien perusahaan dari operator seluler dapat menawarkan layanan yang lebih relevan dan personal bagi pelanggan mereka," kata Udayan.
Eureka telah bekerja sama dengan operator di Asia Tenggara, India, dan Timur Tengah dengan basis pelanggan selulernya mencapai lebih dari satu miliar. Kini, mereka akan akan memperkuat pangsa pasar Eropa dan Amerika Serikat.[]
Share: