
Ilustrasi: akun Google Adsense
Ilustrasi: akun Google Adsense
Cyberthreat.id - Teknik pemerasan baru menggunakan email mengancam pengguna program iklan banner AdSense Google. Ancaman yang dilakukan aktor jahat adalah dengan menciptakan perilaku atau aktivitas online yang mencurigakan sehingga membuat Google menangguhkan akun korbannya.
Penipuan ini ditemukan peneliti KrebsOnSecurity, Brian Krebs, beberapa waktu lalu. Modusnya, kata dia, aktor dibalik penipuan tersebut menuntut sejumlah uang sebesar 5 ribu dolar AS (Rp 6,8 juta) agar tidak membanjiri iklan pada suatu platform dengan banyak bot (robot).
"Dalam penipuan ini, para pemeras kemungkinan bertaruh bahwa beberapa penerbit (situs, blogger dll) mungkin menganggap membayarnya adalah alternatif yang lebih murah untuk mendapatkan sumber utama pendapatan iklan mereka," kata Brian dalam postingan blognya, Selasa (18 Februari 2020).
Dengan demikian, sistem Google anti-fraud secara otomatis akan menangguhkan akun AdSense pengguna. Bahkan, penangguhan itu dapat berlaku selamanya alias permanen jika kedapatan terjadi yang kedua kalinya.
Apa itu Adsense?
AdSense merupakan program kerjasama periklanan melalui media internet yang diselenggarakan Google. Melalui program ini, pemilik website atau blog yang telah disetujui keanggotaannya diperbolehkan memasang unit iklan yang telah ditentukan oleh Google.
Pemilik website, blogger atau content creator akan mendapatkan pemasukan dari AdSense berupa pembagian keuntungan dari Google untuk setiap iklan yang diklik oleh pengunjung situs. Mekanisme ini juga dikenal sebagai sistem pay per click (ppc) atau bayar per klik.
Dalam kebijakan program AdSense ini Google juga menerapkan aturan ketat demi melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat. Salah satunya adalah Google melarang melakukan klik otomatis untuk mendapatkan keuntungan dari iklan yang diklik.
Menurut Brian, ancaman itu terus banyak menghantui para pengguna AdSense. Sebab, sejumlah besar lalu lintas yang dihasilkan bot web dengan rasio 100 persen dan ribuan IP secara bergiliran akan menjadikan mimpi buruk bagi para pengguna AdSense. Hal ini dilarang dalam ketentuan layanan Google AdSense.
Para penyerang juga memperingatkan calon korbannya, walaupun terjadi peningkatan singkat dalam pendapatan iklan dari suatu situs, tetapi kondisi itu akan segera menarik perhatian algoritma AdSense yang dirancang untuk mendeteksi aktivitas penipuan.
Hal itu akan membuat penempatan batas penayangan iklan di akun tersebut dan korbannya tidak akan mendapatkan uang, karena uang hasil iklan itu akan dikembalikan kepada pengiklan.
Untuk itu, pengguna AdSense yang menerima email tersebut disarankan untuk melaporkannya ke Google lengkap beserta bukti-buktinya untuk meminimalisir terjadinya insiden klik otomatis yang dilakukan bot.
"Kami telah melihat variasi ini selamat bertahun-tahun dan mereka akan terus berevolusi," kata Javvad Malik, Security Awareness Advocate KnowBe4.
"Penting bagi orang-orang untuk tidak menyerah pada tuntutan seperti itu dan segera menghubungi Google dengan bukti tingkah laku yang mencurigakan tersebut," tutur Javvad.
Redaktur: Arif Rahman
Share: