
Ilustrasi | Foto: Alami Stock Photo
Ilustrasi | Foto: Alami Stock Photo
Cyberthreat.id - Layanan pers komite investigasi Rusia melaporkan, otoritas investigasi Rusia telah menyelesaikan penyelidikan kriminal terhadap pencurian data karyawan Kereta Api Rusia.
Menurut Komite, pada Juni 2019, terdakwa (hacker) menggunakan akun yang diperoleh secara ilegal dari dua karyawan Kereta Api Rusia dan 96 alamat Internet Protocol (IP) unik.
Bahkan, hacker tersebut dapat masuh ke situs web internal perusahaan negara, dan menyalin beberapa ratus ribu foto dan informasi dari manajemen Kereta Api Rusia, serta karyawan organisasi lainnya.
“Kemudian, dia memposting data di salah satu situs yang memiliki hosting di Jerman,” tulis Biro Investigasi Rusia, seperti dikutip dari E Hacking News, Senin, (17 Februari 2020).
Setelah diselidik, ternyata hacker tersebut adalah seorangh jenius komputer,dan merupakan spesialis IT berusia 26 tahun dari Krasnodar.
Sebelumnya, pada Desember 2019 lau, hacker tersebut telah didakwa dengan pasal penerimaan ilegal dan pengungkapan informasi yang merupakan rahasia dagang.
Biro investigas menjelaskan, kebocoran data karyawan Kereta Api Rusia mulai diketahui pada Agustus 2019. Hacker mempblikasikan di situs web infach berupa data pribadi secara anonim.
Data pribadi yang dipublikasikan di situs itu adalah nama, nomor telepon, posisi, foto dalam seragam, dan gambar dokumen asuransi.
Hacker bahkan menambahkan catatan ke publikasi tersebut, "Terima kasih kepada Kereta Api Rusia untuk informasi yang diberikan dengan hati-hati menangani data pribadi karyawan mereka". Kemudian, informasi itu disembunyikan.
Ashot Hovhannisyan, pendiri dan Direktur teknis DeviceLock, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penencegahan kebocoran data dari komputer perusahaan, mengatakan, bahwa orang tak dikenal telah memposting data pribadi 703 ribu orang untuk akses gratis.
Dia menuturkan, bahwa kebocoran terjadi dari database layanan keamanan perusahaan negara.
Menurut laporan untuk paruh pertama 2019, jumlah karyawan Kereta Api Rusia berjumlah 732 ribu orang. Meski demikian, diungkapkan bahwa data penumpang tidak dicuri dalam kasus tersebut.[]
Share: