
Ilustrasi | Foto: Cyberthreat/Faisal Hafis (M)
Ilustrasi | Foto: Cyberthreat/Faisal Hafis (M)
Cyberthreat.id – Kepolisian Irlandia (atau dikenal dengan Garda Síochána) meminta agar iPhone, WhatsApp, dan aplikasi penyimpanan daring (online storage) mau membuka pintu belakang (backdoor) pada aplikasi.
Dengan adanya pintu belakang itu memungkinkan kepolisian memerangi kejahatan siber serius, kata Kepala Kepolisian Irlandia Drew Harris seperti diberitakan Independent, Kamis (13 Februari 2020).
Harris mengharapkan pemerintah Irlandia membuat undang-undang baru yang mengatur atau mengizinkan kepolisian memaksa pemilik perangkat terenkripsi menyerahkan kata sandi atau kunci enkripsi mereka.
“Jika ada kunci yang bisa digunakan oleh penegak hukum, kami bisa mendapatkan data dan bukti kejahatan. Itu akan sangat berguna bagi kami,” ujar Harris.
Harris memahami bahwa masalah enkripsi memang begitu kuat, “Hampir tak terkalahkan,” kata dia.
Ini pertama kalinya kepala kepolisian menyerukan akses ke teknologi pribadi. Komentar tersebut bakal dicatat oleh kepolisian internasional serta politisi, agen keamanan, perusahaan teknologi, dan kelompok kebebasan sipil, tulis Independent.
Menurut Harris, adanya undang-undang yang mengharuskan penyerahan kata sandi digital untuk penyelidikan kriminal adalah bagian dari sumber daya Garda untuk memerangi kejahatan.
"Saya pikir dalam kasus-kasus tertentu pada kejahatan yang sangat serius, seperti kepemilikan gambar pelecehan anak atau pelanggaran serius lainnya, ya, itu harus menjadi kekuatan yang terbuka bagi kami. Karenanya harus menjadi bagian dari kemampuan kami untuk mencari bukti," ujar dia.[]
Share: