
Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu | Foto: Faisal Hafis/Cyberthreat.id
Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu | Foto: Faisal Hafis/Cyberthreat.id
Cyberthreat.id - Plt Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Ferdinandus Setu mengatakan sudah melakukan pertemuan sebanyak dua kali dengan platform over the top (OTT) Netflix. Menurut Nando, sapaan akrab Ferdinandus, Kominfo telah menyampaikan perlunya ada mekanisme takedown atau penurunan terhadap konten yang dilarang oleh hukum UU ITE.
"Kominfo sudah dua kali bertemu Netflix untuk menyampaikan hal itu," kata Nando kepada Cyberthreat di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Kamis (13 Februari 2020).
Sebelumnya, Netflix mengumumkan laporan bertajuk Netflix 2019
Environmental Social Governance yang berisi tuntutan penghapusan konten dari pemerintah. Di dalam laporan tersebut, tidak terdapat nama Indonesia.
Nando kemudian mengatakan bahwa Kominfo sudah mengajukan permintaan kepada Netflix, tetapi platform OTT menanggapinya dengan alasan mereka sudah memiliki fitur Parental Guidance-nya.
"Kami sudah minta ke mereka (Netflix), tapi mereka bilang saat ini masih punya fitur yang sudah mereka lakukan yaitu Parental Guidance," ujar Nando.
Mekanisme yang diminta oleh Kominfo sama halnya ketika melakukan takedown atau penurunan konten seperti di media sosial misalnya Twitter. Ketika ditemukan konten pornografi, maka Kominfo akan memberitahu pihak Twitter dan meminta di takedown. Twitter sendiri juga memiliki upaya men-takedown konten pornografi yang diakui masih banyak, sehingga yang menjadi fokus tuntutan adalah upaya takedown yang sesuai dengan UU ITE di Tanah Air.
"Kalau masih banyak yang bilang pornografi masih banyak di Twitter, iya masih banyak, tapi mereka punya upaya, punya sistem untuk men-takedown kalau kami minta. Itu yang belum terjadi pada Netflix, kami mintakan itu ada,” ujar Nando.
Kominfo sudah berkali-kali memberitahu Netflix untuk harus patuh terhadap regulasi yang ada di Indonesia dan tidak hanya cukup menyediakan fitur Parental Guidance atau Kontrol Orang Tua yang mana sudah dirilis oleh Netflix. Menurut Nando, Kominfo terus memantau Netflix.
"Kami terus memantau walaupun belum melakukan tindakan apapun, tapi permintaan kami ke mereka untuk memiliki fitur-fitur yang khusus tadi harusnya mereka penuhi. Mungkin alasan itu juga yang membuat Telkom Grup sampai saat ini belum kerja sama dengan mereka."
Redaktur: Arif Rahman
Share: