
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Serangan Ransomware telah menjadi perhatian utama bagi perusahaan kesehatan di seluruh dunia. Serangan jenis ini memiliki kemampuan melumpuhkan sistem dan jaringan atau organisasi utama, sehingga tidak ada peluang untuk mengakses data penting pasien kecuali tebusan dibayarkan kepada peretas.
Selain itu, beberapa keterlambatan dalam proses pemulihan dan biaya perbaikan lainnya juga menghambat kelancaran operasi suatu perusahaan kesehatan, dimana pasien terlantar dibiarkan tidak diobati atau janji pertemuan dibatalkan.
Sebuah laporan baru dari Comparitech mengungkapkan bahwa organisasi layanan kesehatan AS telah kehilangan lebih dari $ 157 juta (Rp 2,1 triliun) karena 172 serangan Ransomware yang terjadi sejak tahun 2016.
1. 172 pelanggaran keamanan ini mempengaruhi total 1.446 rumah sakit, klinik, dan organisasi medis lainnya. 74% dari perusahaan yang terkena dampak adalah RS atau klinik sementara 16% sisanya termasuk penyedia layanan IT, penyedia perawatan lansia, gigi, praktik optometri, ahli bedah plastik, perusahaan asuransi kesehatan, kesehatan pemerintah, dan pemasok peralatan medis.
2. Secara keseluruhan, 6.649.713 pasien terkena dampak serangan tersebut.
3. Dari total kerugian, $ 640.000 (Rp 8,7 miliar) telah dibayarkan sebagai tebusan kepada peretas. Itu belum termasuk uang yang digunakan dalam proses pemulihan sistem.
Perusahaan layanan kesehatan California merasakan jumlah serangan Ransomware tertinggi, terhitung 14,5 persen dari total serangan sejak 2016. Kemudian diikuti Texas yang merasakan total 14 serangan terhadap organisasi layanan kesehatan.
Sementara itu, Michigan menempati urutan teratas dalam hal jumlah pasien yang terpengaruh. Hampir 1,1 juta orang terkena dampak di negara bagian oleh dua serangan ransomware - satu di Airway Oxygen Inc. dan yang lainnya di Wolverine Solutions Group.
Laporan Comparitech juga menyoroti bahwa tuntutan tebusan dari pelaku jahat bervariasi dari $ 1.600 hingga $ 14.000.000. Dari semua tuntutan uang tebusan, sekitar $ 641.649 dibayarkan kepada peretas oleh sekitar 21 organisasi yang berbeda.
RS dan penyedia layanan kesehatan lainnya sering dipandang sebagai sasaran empuk bagi peretas. Ransomware akan terus menjadi perhatian bagi organisasi dan pasien.
Tanpa langkah-langkah keamanan yang tepat, maka rumah sakit, cepat atau lambat, akan segera mengalami serangan ransomware pada peralatan dan teknologi yang menyelamatkan jiwa serta data penting dan sistem yang terkoneksi.
Share: