
Jubir OJK Sekar Putih Djarot | Foto: YouTube/FMB9ID
Jubir OJK Sekar Putih Djarot | Foto: YouTube/FMB9ID
Jakarta, Cyberthreat.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat suara terkait dengan pemberitaan kasus penggunaan data Sistem Layanan Informasi Keuangan OJK untuk tindak kejahatan.
“OJK menegaskan, bahwa SLIK merupakan sistem pelaporan dari lembaga jasa keuangan kepada OJK yang berisi data fasilitas pinjaman debitur. Bukan data simpanan nasabah,” ujar Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot kepada Cyberthreat.id, Jumat (7 Februari 2020).
Sebelumnya, Polda Metro Jaya pada Rabu lalu menggelar jumpa pers terkait dengan delapan tersangka kasus penipuan pengambilalihan kartu seluler (SIM swapping) milik wartawan senior Ilham Bintang.
Berita Terkait:
Contoh SLIK OJK (klik di sini untuk lihat PDF). | Sumber: OJK
Polisi menyatakan, setelah pelaku mengambil alih kartu seluler milik korban, mereka membobol rekening korban. Data-data tentang korban didapat dari pembelian data di Facebook. Ternyata, pelaku membeli data tersebut dari seorang karyawan BPR Bintara Pratama Sejahtera. Karyawan BPR tersebut bisa mengakses SLIK OJK dan menjual data tersebut ke pelaku. Dari penjualan data, ia mendapatkan keuntungan hingga Rp 500 juta.
Dari SLIK tersebut, para pelaku mendapatkan data-data keuangan calon korban seperti limit penarikan rekening, limit kredit, dan daftar kekayaan calon korban.
Sekar mengatakan, bahwa data keuangan pada SLIK hanya data fasilitas pinjaman debitur. “Tidak ada data rekening simpanan nasabah,” kata dia.
Sekar juga menambahkan, bahwa OJK akan siap membantu kepolisian dalam mengungkap kasus kriminal tersebut.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: