
Kepala BSSN Hinsa Siburian
Kepala BSSN Hinsa Siburian
Jakarta, Cyberthreat.id - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengatakan program yang dikembangkan untuk mengamankan ruang siber nasional, yaitu National Security Operation Center (NSOC) telah rampung dikerjakan dan akan diresmikan dalam waktu dekat.
NSOC adalah semacam pusat komando sistem operasi keamanan siber Nasional. Fungsinya untuk mendeteksi dan mengatasi berbagai ancaman dan serangan siber.
"Tahun 2019, telah selesai dan ruangan (NSOC) kita sudah bisa melaksanakan seperti visualisasi yang baru ditayangkan tadi," kata Hinsa saat memberi paparan dalam acara TIK-Talk yang digelar Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) di Jakarta, Kamis, 6 Februari 2020.
Dalam acara itu Hinsa menampilkan sebuah cuplikan video yang menayangkan mekanisme kerja NSOC. Disebutkan, ada tiga fitur utamanya, yaitu Top Targeted Industries Kementerian atau Lembaga, Log Traffic dan Vulnerability Management.
Top Targeted Industries Kementrian atau Lembaga merupakan sistem NSOC yang dikembangkan BSSN untuk memonitor sistem informasi yang ada di pemerintahan. Ketika serangan siber terdeteksi, fitur itu akan menampilkan semacam pemberitahuan bahwa sistem di kementerian atau lembaga tersebut sedang bermasalah atau diretas.
Fitur itu juga akan mencatat status kejadiannya, sehingga analis dari BSSN dapat melakukan penelusuran lebih lanjut terhadap insiden siber yang terjadi. Berdasarkan jejak informasi yang ditinggalkan hacker, analis dari BSSN akan berupaya melakukan pencarian jejak digital untuk mengetahui lokasi darimana serangan itu berasal.
Adapun, pada fitur Log Traffic, BSSN melakukan pemasangan sensor untuk memantau trafik jaringan Internet Exchange di beberapa wilayah Indonesia. Dengan demikian, BSSN dapat mengetahui anomali atau aktivitas yang tidak wajar pada jaringan tersebut.
Para staff NSOC juga akan melakukan analisa terhadap anomali data lalu lintas jaringan yang terjadi. Setelah itu, hasil analisa yang didapatkan akan dilaporkan kepada pihak penanggung jawab untuk penanganan dan pengambilan kebijakan lebih lanjut.
Kemudian, melalui fitur yang dinamakan Vulnerability Management, tim NSOC akan melakukan screening atau scanning (pemindaian) terhadap tingkat keamanan dan kerentanan pada situs web kementrian atau lembaga.
Setelah ditemukan kerentanan pada situs web tersebut, BSSN akan memberikan rekomendasi perbaikan serta penguatan sistem dari kementrian atau lembaga yang terdampak.[]
Redaktur: Arif Rahman
Share: