IND | ENG
Pakar AS: Hacker Iran Mengincar Hotel dan Industri Traveling

Ilustrasi: CyberTech 2020 yang berlangsung di Tel Aviv 28-30 Januari

Pakar AS: Hacker Iran Mengincar Hotel dan Industri Traveling
Arif Rahman Diposting : Jumat, 31 Januari 2020 - 14:29 WIB

Cyberthreat.id - Pakar cybersecurity FireEye, John Hultquist, memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terutama Israel terkait ancaman hacker Iran yang akan menyerang hotel dan industri pariwisata. Hultquist mengungkapkan hal tersebut di CyberTech 2020 yang berlangsung di Tel Aviv, Israel, 28-30 Januari.

Hultquist menyebut badan intelijen Iran dan organisasi lain yang didukung Iran sedang memantau hotel, industri perjalanan, dan panggilan telepon untuk melakukan pengawasan terhadap individu melalui data sensitif yang berhasil dikumpulkan.

"Tujuannya untuk menyebabkan kerusakan fisik pada orang-orang tertentu (AS dan Israel)," kata Hultquist dilansir Times of Israel, Kamis (30 Januari 2020).

"Orang-orang Iran mendapatkan akses ke data pada banyak individu," tegas Hultquist yang menjabat sebagai kepala tim analisis intelijen di perusahaan cybersecurity berbasis di AS tersebut.

Individu yang diincar secara spesifik terkait orang di sekitar industri perhotelan, industri perjalanan, industri telekomunikasi. Hultquist menyebutkan bahwa kemampuan hacker Iran ataupun hacker yang didukung Iran sudah meningkat pesat.

Iran, kata dia, semakin baik dalam permainan, "banyak akal," dan kekurangan yang ada selama ini dilengkapi dengan kecakapan teknis disertai "kreativitas" dan beberapa teknik social engineering fantastis.

"Tidak ada kekhawatiran bahwa hacker Iran mampu menjatuhkan seluruh ekonomi, tetapi kekhawatiran yang pasti adalah serangan cyber menyebabkan kerusakan besar," ujarnya sambil menyatakan kemampuan cybersecurity AS dan Israel adalah yang paling canggih di dunia.

Hultquist menambahkan bahwa perusahaannya telah melacak sebanyak 10 serangan hacking "destruktif" yang berbeda dan dilakukan oleh aktor Iran di Teluk tahun lalu.

"Mereka beroperasi di Teluk, mereka telah melakukan banyak serangan destruktif di sana dengan target perusahaan minyak dan gas dan perusahaan lain."

"Kabar baiknya adalah kita tahu trik mereka, kita tahu perilaku mereka, dan kita bisa melihat pertahanan kita dan melihat apakah kontrol kita siap," katanya.

Hudi Zack, Kepala Direktur Eksekutif, Direktorat Cyber ​​Nasional Israel, yang bertugas melindungi negara dari serangan cyber, mengatakan bahwa peretas kini telah menggunakan tools AI untuk membuat "permukaan serangan" baru sehingga menyebabkan "ancaman baru."

"Hari ini AI memungkinkan untuk menyerang banyak area dalam waktu yang bersamaan dan dalam skala yang sangat besar. Dalam waktu dekat, dunia akan berubah dari permainan pikiran manusia-ke-manusia menjadi pertempuran mesin-ke-mesin," ujar Zack.

#Cyberwarfare   #ai   #Iran   #as   #Israel   #IoT   #industritraveling   #hotel   #keamananinformasi   #industritelekomunikasi   #ponsel

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025
Pemerintah Dorong Industri Pusat Data Indonesia Go Global