
Komisioner BRTI bidang hukum I Ketut Prihadi Kresna Murti | Foto: Cyberthreat.id/Faisal Hafis
Komisioner BRTI bidang hukum I Ketut Prihadi Kresna Murti | Foto: Cyberthreat.id/Faisal Hafis
Jakarta, Cyberthreat.id – Badan Regulasi dan Telekomunikasi Indonesia (BRTI) belum memberikan kepastian tentang penggunaan data biometrik dalam verifikasi penggantian kartu seluler di Indonesia.
Pada 28 Januari lalu, BRTI dan para operator seluler di Indonesia baru saja melakukan pertemuan membahas mekanisme penggantian kartu seluler.
Pertemuan tersebut buntut dari kasus penipuan pengambilalihan kartu seluler (SIM swapping) yang menimpa wartawan senior juga pengusaha media Ilham Bintang awal Januari lalu.
Menurut Komisioner BRTI bidang Hukum, I Ketut Prihadi Kresna Murti, dalam pertemuan dengan para operator, wacana penggunaan data biometrik untuk proses verifikasi penggantian kartu seluler butuh waktu untuk mempersiapkannya.
"Untuk [penggunaan data] biometrik, diskusinya masih panjang, banyak hal yang harus disiapkan,” ujar Ketut ketika dihubungi Cyberthreat.id di Jakarta, Kamis (30 Januari 2020).
Pertemuan itu, menurut Ketut, lebih fokus membahas mengenai prosedur operasional standar (SOP) dalam penggantian kartu seluler (simcard) di tiap-tiap operator seluler.
Ketut mengklaim operator-operator seluler telah memiliki SOP yang cukup baik. Hanya, perlu diimbangi dengan penerapan dan pengawasan yang baik pada internal masing-masing operator seluler.
"Prinsip kehati-hatian dan mengenal pelanggan Anda (Know Your Customer) harus selalu diterapkan, begitu juga dengan syarat-syarat yang mesti dipenuhi dalam penggantian simcard," tutur Ketut.
Ada tiga kategori, menurut Ketut, menyangkut penggantian kartu seluler, yaitu kartu hilang, rusak, dan upgrade.
Untuk penggantian kartu, kata dia, pelanggan wajib melakukan tahapan-tahapan verifikasi, antara lain mengisi formulir, menunjukkan KTP asli, berfoto dengan KTP asli, dan menjawab beberapa pertanyaan keamanan (security questions).
Ketut menambahkan BRTI telah meminta kepada para operator untuk selalu menerapkan security question.
Selanjutnya, "Jika simcard rusak dan/atau upgrade, pelanggan wajib menunjukkan asli simcard yang akan diganti. Sedangkan untuk simcard yang hilang, operator diminta menghubungi nomor pelanggan [simcard ] yang hilang," ujar Ketut.
Berita Terkait:
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Marwan O Baasir, mengatakan akan meninjau ulang SOP di tiap-tiap operator seluler khususnya dalam penggantian kartu seluler.
"Seluruh perusahaan anggota ATSI telah bersertifikat ISO 27001 seingat saya sejak 2017,” ujar dia di kantor Kementerian Kominfo pada 22 Januari lalu.
“Maka, SOP pasti sudah mencakup aspek keamanan, kerahasiaan, verifikasi, dan proses validasi yang akuntabel," ia menambahkan.
Marwan meyakini bahwa masing-masing operator sebetulnya sudah memiliki SOP yang bagus dalam penanganan pelayanan pelanggan, termasuk penggantian kartu.
Namun dengan kejadian penipuan SIM swapping, ia mengatakan, asosiasi terus berupaya mengingatkan semua anggota melakukan pengawasan ketat atas seluruh proses pelayanan pelanggan.
ATSI, menurut dia, mendukung Kementerian Komunikasi dan Informatika maupun Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) untuk melakukan tinjauan atas SOP penggantian kartu atau layanan pelanggan lainnya agar kejadian serupa tidak terulang.
"Meskipun setiap perusahaan pasti menggunakan pola [SOP] yang berbeda, tapi akan mengacu pada regulasi yang sama," tutur dia.
Marwan mengakui bahwa ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan terkait SOP. Marwan memberikan contoh pada proses penggantian kartu KTP; pelanggan harus diambil foto oleh petugas sebagai pencegahan.
"Terkait dengan kasus yang ada kami serahkan kepada penegak hukum, kami tidak akan mengomentari, tapi kami siap untuk bekerja sama dengan Kominfo dan BRTI melakukan evaluasi kembali," kata Marwan.
Berita Terkait:
Pertengahan Januari lalu, melalui unggahan di akun Facebook-nya, Ilham Bintang bercerita bahwa dirinya menjadi korban SIM swapping. Ia juga menunjukkan foto pelaku yang berhasil ditangkap dalam rekaman kamera pengawas (CCTV).
Menurut Ilham, ada seorang lelaki datang ke Gerai Indosat di Bintaro Jaya Xchange, Tangerang Selatan, Banten pada Jumat (3 Januari 2020) pukul 21.02 WIB. Mengaku-ngaku sebagai dirinya, kata Ilham, pelaku sukses mengelabui petugas layanan konsumen (costumer service) Indosat dan mengambil alih nomor telepon 0816806656.
Saat kejadian tersebut, dirinya sedang berada di Australia. Ketika di Bandara Sydney, Australia, sebuah pesan muncul di layar ponselnya. Bunyinya "SOS." Saat itu, Ilham yang hendak menuju Melbourne merasa ada yang janggal. Sebab, sebelumnya ia sudah membeli paket roaming untuk digunakan di Australia. Namun, saat itu, Ilham belum menyadari nomor teleponnya telah berpindah tangan.
Ilham baru sadar ada yang tak beres ketika mengecek rekening banknya di Commanwealth.
"Rekening saya di Commanwealth dibobol, sampai untuk menukar uang bilangan kecil saja pun tidak bisa lagi. Di Kartu Kredit BNI saya ada transaksi yang tidak saya lakukan kurun 4,5,dan 6 Januari," tulis pria kelahiran Makassar 64 tahun lalu itu.
Namun, sejauh ini belum diketahui pasti bagaimana teknis pelaku mencuri uang di rekening tersebut ketika bisa menguasai kartu seluler Ilham. Karena kasus tersebut, Ilham telah melaporkannya kepada polisi.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: