
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Hari Privasi Data Dunia (World Data Privacy Day) diperingati setiap tanggal 28 Januari di seluruh dunia. Kemunculan peringatan ini sebagai kampanye pentingnya publik menjaga data pribadinya di era digital yang rentan bocor dan diperjualbelikan.
Berhubungan Hari Privasi Data, yang pertama kali diperkenalkan sejak 2017, Cyberthreat.id mewawancarai sejumlah orang dari berbagai profesi terkait dengan data pribadi pada Rabu (29 Januari 2020).
Apakah mereka sudah memahami dan sadar akan perlindungan data pribadi? Yuk, simak penuturan mereka:
Attika Dewi—auditor
Saya sudah tahu tentang apa itu data pribadi. Menurut saya, data pribadi itu data yang sifatnya personal dan rahasia yang harus dijaga. Seperti, alamat rumah, nomor telepon, kartu tanda penduduk (KTP), kata sandi media sosial, dan kata sandi bank, serta surat-surat penting lainnya. Menurut saya data pribadi itu privasi. Kalau orang lain tahu bisa rawan disalahgunakan. Bahkan, foto saja bisa diedit berbagai macam buat penipuan apalagi data pribadi.
Justito Adiprasetio—Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat
Data pribadi itu bersifat personal dan dianggap memiliki nilai dan memiliki berbagai konsekuensi atau risiko jika terbuka ke publik. Contohnya, kata sandi media sosial, nama ibu, latar belakang keluarga, dan seterusnya. Menurut saya, urusan data pribadi hanya orang yang memilikinya yang boleh tahu. Kunci dari data pribadi itu adalah persetujuan. Artinya, data pribadi milik orang tidak boleh digunakan jika tanpa persetujuan dari pemilik datanya.
Abo Olii—karyawan swasta
Data pribadi itu seperti KTP dan kata sandi yanghanya bisa diakses oleh pemiliknya. Dan, menurut saya, email itu juga data pribadi dan harus dijaga. Karena di email itu menyimpan data pribadi, seperti nomor ponsel dan tanggal lahir.
Taufik Rachman—pegawai Bank CIMB
Menurut saya, data pribadi itu adalah data riwayat diri seperti yang ada dalam curriculum vitae yang berisi riwayat pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman hidup. Itu semua data pribadi.
Indah—dokter gigi
Menurut saya, data pribadi itu tidak hanya data yang ada di KTP. Dari segi medis juga ada yaitu riwayat penyakit pasiennya. Data tersebut juga harus dijaga dan tidak boleh disalahgunakan tanpa persetujuan pemiliknya. Keterangan riwayat penyakit hanya dokter dan pasien saja yang tahu. Kecuali, ada di tangan keluarga sebagai pihak yang mewakili pasien, misal, kondisi pasien lemah atau enggak sadar atau pasien anak, maka data pribadi seperti itu keluarga bisa tahu.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: