IND | ENG
Perhatikan Empat Teknik Social Engineering via Telepon

Ilustrasi

Perhatikan Empat Teknik Social Engineering via Telepon
Oktarina Paramitha Sandy Diposting : Senin, 27 Januari 2020 - 20:31 WIB

Cyberthreat.id - Laporan terbaru yang dikeluarkan sebuah perusahaan telekomunikasi menyatakan 44,6% dari panggilan telepon yang dibuat pada tahun 2019 dilakukan oleh para scammer. Angka ini akan terus meningkat pada tahun 2020.

Penerima telepon harus berhati-hati saat menerima panggilan masuk dan pesan singkat (SMS) yang dikirimkan ke ponsel pengguna. Disarankan untuk tidak langsung mempercayai dan segera melakukan pengecekan sebelum menyetujui layanan yang mungkin di tawarkan oleh para penjahat siber.

Harus diketahui bahwa teknik social engineering dilakukan para penjahat melalui SMS dan panggilan telepon. Jika pengguna tidak terliterasi dengan baik, tentu bahaya ini mengintai banyak orang di seluruh dunia.

Berikut jenis-jenis pesan yang seringkali digunakan para penjahat siber untuk menjebak para korban, dikutip dari Hi-Tech Crime Solutions:

1. "Kartu ATM anda telah diblokir"

Penjahat siber seringkali berpura-pura sebagai pihak yang berasal dari bank untuk mengelabui para korbannya. Untuk membuat calon korban mempercayainya, penjahat siber akan memberi tahu nomor kartu ATM sang korban, beserta tanggal kedaluwarsa kartu tersebut.

Sang penjahat juga biasanya akan menakuti korbannya dan mengatakan jika pihak Bank akan memblokir kartu ATM dan juga kartu kredit, dan dapat membatalkan pemblokiran hanya dengan menggunakan nomor PIN yang dimiliki korbannya.

Yang perlu diingat, jangan membagikan PIN kepada karena itu benar-benar akan memberi penjahat akses ke rekening bank korban, dan membuat penjahat siber menguras isi ATM korbannya.

2. "Kirimkan OTP untuk memungkinkan kami mentransfer hadiah uang tunai"

Jika menanyakan detail rekening bank secara langsung tidak cukup untuk mengambil alih akun korbannya, mereka mencoba menjebak sang korban dengan penawaran menarik. Scammers melakukan panggilan telepon yang mengatakan bahwa korbannya telah memenangkan kompetisi atau lotere, yang bahkan tidak pernah diikuti.

Untuk itu, mereka memerlukan nomor rekening bank dan PIN ATM korbannya sehingga mereka dapat mentransfer jumlahnya langsung ke rekening bank sang korban.

Meskipun hadiahnya mungkin terlihat cukup menggoda dan penelepon itu kelihatannya dapat dipercaya, para penelepon ini kemungkinan besar akan menarik semua uang hasil kerja keras sang korban alih-alih memberikan hadiah.

3. "Ini Techsupport, kami ingin membantu Anda"

Dengan mengembangkan sel-sel IT dari scammers, para penjahat siber seringkali berpura-pura sebagai dukungan teknis.

Mereka bisa menyamar sebagai orang IT dari perusahaan teknologi yang membantu pengguna menyingkirkan virus komputer calon korbannya. Mereka mulai dengan meminta Anda mengunduh perangkat lunak yang membantu korbannya berbagi komputer dengan mereka dan memberi mereka akses kendali jarak jauh ke komputer korbannya.

Saat membantu memperbaiki perangkat korbannya, mereka kemungkinan besar mengunduh semua informasi pribadi sang korban. Terkadang mereka sering menyimpan semua data komputer dengan nama file 'sandera' dan mengancam untuk mengembalikannya kepada korbannya hanya jika Anda membayar sejumlah uang tertentu.

4.  "Klik tautan untuk menghabiskan waktu bersama wanita cantik ini"

Pesan yang berisi penawaran menarik yang menggoda seperti ajakan untuk menghabiskan waktu bersama wanita cantik, seringkali diterima dan tentu akan sangat menarik bagi korban, terlebih jika ia kesepian.

Meskipun beberapa orang cukup cerdas untuk mengenali peringatan merah di pesan dan memahaminya sebagai penipuan, tetapi banyak juga yang tidak menyadari jika tautan tersebut akan mengarahkan korban ke situs  berbahaya dan membuatnya menjadi korban phising. Apa pun kelihatannya JANGAN mengklik tautan yang mengikuti surat dan pesan iklan.

Tautan ini sebagian besar membawa korban ke beranda yang memberi para peretas akses ke perangkat korban, serta mengambil informasi dan data pribadi korban. []

Redaktur: Arif Rahman

#Socialengineering   #telepon   #SMS   #keamananinformasi   #literasidigital   #datapribadi

Share:




BACA JUGA
Pemerintah Dorong Industri Pusat Data Indonesia Go Global
Google Penuhi Gugatan Privasi Rp77,6 Triliun Atas Pelacakan Pengguna dalam Icognito Mode
Serahkan Anugerah KIP, Wapres Soroti Kebocoran Data dan Pemerataan Layanan
Bawaslu Minta KPU Segera Klarifikasi Kebocoran Data, Kominfo Ingatkan Wajib Lapor 3x24 Jam
BSSN Berikan Literasi Keamanan Siber Terhadap Ancaman Data Pribadi di Indonesia