
Salah satu tersangka pembobol situs e-commerce luar negeri | Tangkapan layar Metro TV
Salah satu tersangka pembobol situs e-commerce luar negeri | Tangkapan layar Metro TV
Cyberthreat.id - Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap tiga tersangka pelaku peretasan (hacker) yang menargetkan toko-toko online di luar negeri. Ketiganya ditangkap pada 20 Desember 2020, namun baru diumumkan ke publik dalam konferensi pers pada Jumat, 24 Januari 2020.
Ketiga tersangka ditangkap di tempat berbeda. Dua di Jakarta, yaitu K (35 tahun) dan NA yang berusia 23 tahun. Sedangkan satu lagi berinisial ANF (26 tahun) dibekuk di Bantul, Yogyakarta.
K dan NA ditangkap di Kelurahan Menteng Atas, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan pada 20 Desember 2020 berdasarkan laporan polisi nomor LP/A/1050/XII/2019/Bareskrim. ANF juga ditangkap dengan nomor laporan yang sama, namun ia ditangkap di kediamannya di Bantul.
Bagaimana sebenarnya cara mereka bekerja? Kepada wartawan Metro TV yang mewawancarainya, ANF mengatakan dirinya bekerja sendiri dan tidak kenal dengan dua tersangka lain.
ANF juga mengatakan dirinya hanya menargetkan situs ecommerce luar negeri untuk dikloning data pembelinya.
"Kalau saya pribadi, saya tidak pernah mau menyerang negara sendiri. Nyerang Indonesia gak pernah. Saya luar semua, kebanyakan US (Amerika Serikat)," kata ANF.
Berita terkait:
Berikut adalah kutipan wawancara wartawan Metro TV dengan ANF yang disiarkan pada Juma malam (24 Januari 2020).
Sejak kapan Anda mulai meretas situs e-commerce?
Sejak 2017
Awalnya bagaimana, bekerja sendiri atau berkelompok?
Sendiri saya
Tidak melibatkan teman-teman lain?
Nggak. Itu kenal di sini aja. Gak tau saya, gak kenal sama mereka.
Ketemunya di mana?
Ya di sini ketemunya. Sama-sama gunakan malware itu. Cuma saya di dalam itu gak kenal. Gak kenal mereka.
Tidak membentuk kelompok atau komunitas?
Gak. Gak ada komunitas
Jadi tanya mereka menggunakan malware dari mana?
Gak tau saya. Karena malware itu sudah lama sebenarnya.
Sejak 2017, siapa dan apa yang jadi target Anda?
Itu sih random aja. Gak ada target.
Menentukannya bagaimana?
Ada dok lah. Pakai dok. Istilahnya itu dok. Bingung juga menjelaskannya hehehe...
Trus bagaimana lagi?
Nanti kalau bisa masuk adminnya, istilahnya bisa masuk admin webnya, baru kita pasangi malware itu gitu. Udah gitu aja.
Setelah dipasangi malwarenya?
Ya, nanti dia kerja
Kerjanya bagaimana?
Kerjanya mengkopi dari hasil kloningan data (di website yang diretas)
Apa yang dicuri setelah berhasil diretas?
Transaksinya. Kayak nama, alamat, ya..data pribadi gitulah. Kartu kredit dan lain-lain lah gitu. Cuma itu aja. Kan kloning aja itu sebenarnya.
Jadi, tidak ada ditentukan dari negara apa?
Tidak ada. Tidak ditentukan negara apa. Selama itu dia, istilahnya webnya itu rentan ya kita bisa masuk, kalau web itu tidak rentan ya gak bisa masuk.
Menentukan rentan tidaknya bagaimana?
Itu ada scanning-nya.
Selama ini ecommerce apa saja dan dari negara mana saja yang sudah anda retas?
Kalau saya pribadi, saya tidak pernah mau menyerang negara sendiri. Nyerang Indonesia gak pernah. Saya luar semua, kebanyakan US (Amerika Serikat). Berdasarkan web-nya kelihatan (di mana mereka beroperasi). Di who.is kan kelihatan juga dari mana websitenya.
Setelah berhasil meretas, data pelanggan dipakai untuk apa saja?
Dipakai buat beli sesuatu barang bisa. Di luar (negeri).
Memakai data pelanggan yang didapat itu?
Iya
Di e-commerce yang sama?
Nggak, di e-commerce yang beda
Barangnya dijual lagi dengan harga murah?
Kebanyakan saya pakai sendiri sih.
Sejak 2017, sudah berapa banyk yang anda hasilkan dari melakukan peretasan?
Saya gak dapat banyak kok dari itu. Cuma satu tahun aja itu belum tentu ada juga.
Maksudnya?
Maksudnya dalam satu tahun itu data-data kloning itu belum tentu semuanya masuk. Kadang cuma nama sama alamat saja. Jadi gak semuanya bisa dapat sekaligus datanya. Ada juga beberapa, cuma gak semua masuk dalam data kloningan itu.
Jadi kalau sudah dapat data lengkapnya baru dipakai?
Iya, baru bisa dipakai
Dipakai buat apa?
Ya buat keperluan pribadi aja. Misalnya jaket. Ya gitulah, sebagian dijual juga buat biaya hidup.[]
Share: