IND | ENG
Qualcomm Kembangkan Teknologi 5G di Ibu Kota Baru RI?

Menkominfo Johnny G Plate (ketiga dari kiri) | Foto : Arsip Kominfo

Qualcomm Kembangkan Teknologi 5G di Ibu Kota Baru RI?
Eman Sulaeman Diposting : Jumat, 24 Januari 2020 - 16:00 WIB

Jakarta, Cyberthreat.id- Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo RI)  Johnny G Plate mengadakan pertemuan dengan pihak Qualcomm, perusahaan pengembang chipset global, dalam rangka menjajaki kerjasama pengembangan teknologi 5G di Indonesia.

Pertemuan tersebut terjadi pada hari ketiga penyelenggaraan World Economic Forum (WEF) Annual Meeting di Davos, Swiss.

Johnny mengatakan, Indonesia berpeluang besar dan sedang bersiap untuk menjadi digital hub di kawasan Asia. "Salah satu kunci untuk menjadi terdepan di era digital adalah kesiapan infrastruktur, diantaranya dengan penguatan konektivitas melalui teknologi 5G,” kata Johnny melalui siaran pers, Jumat, (24 Januari 2020).

Johnny menegaskan bahwa Indonesia terbuka untuk bekerjasama dalam rangka mendukung kepentingan nasional Indonesia, misalnya dalam inisiatif pembangunan ibukota baru RI.

Sementara, President Qualcomm Cristiano Amon mengungkapkan, pihaknya tertarik untuk bekerjasama dengan Indonesia, terutama untuk pengembangan teknologi 5G.
 
"Kami tertarik untuk mendukung pengembangan teknologi 5G di Indonesia. Lebih dari itu, kami ingin meningkatkan kerja sama dalam berbagai bidang dengan pemerintah Indonesia," ujar Amon.

Tak hanya itu, Johnny juga bertemu dengan pihak Amazon Web Services (AWS) yang diwakili oleh VP Global Public Policy AWS Michael Punke.

Dalam pertemuan ini kedua belah pihak membicarakan beberapa isu krusial seperti realisasi rencana investasi AWS di Indonesia, perlindungan data pribadi, dan dukungan AWS terhadap ekonomi digital Indonesia.

“Kembali kami menggarisbawahi bahwa setiap kerja sama harus selalu menghadirkan nilai tambah bagi Indonesia,” jelas Johnny.

Lebih jauh, Dirjen IKP Kemenkominfo Widodo Muktiyo menyebutkan, bahwa sepanjang jalannya World Economic Forum sudah banyak sekali hasil positif yang didapat Indonesia.

“Kegiatan di Davos ini menjadi sangat efektif. Semua menteri yang datang melakukan serangkaian negosiasi dan lobi dengan mitra, baik antar negara maupun juga antar company dan ini mudah-mudahan bisa menjadi babak baru tumbuhnya ekonomi Indonesia yang berbasis pada teknologi dan menjadi kekuatan kita untuk mencapai target target yang sudah ditetapkan di Davos 2020 ini,” tambah Widodo.

Frekuensi 5G

Di sisi lain, saat ini  Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sedang mempertimbangkan band frekuensi yang cocok untuk menerapkan teknologi 5G (generasi kelima).

Terdapat tiga kandidat band frekuensi yang berpotensi untuk menerapkan teknologi 5G di Indonesia, yaitu 3,5 GHz, 26 GHz, dan 28 GHz. Namun, dari ketiga kandidat tersebut, peluang paling besar yaitu band frekuensi 26 Ghz.

“Kandidatnya di 26 GHz yang 5G. Tetapi masih dalam tahap pengkajian. Saya selalu bilang ini kan masih kandidat, karena nanti akan diumumin secara resmi,” kata Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kominfo, Ismail, belum lama ini.

Sebelumnya, band frekuensi 28 GHz juga digadang-gadang bakal menjadi tempat digelarnya teknologi 5G. Tetapi, menurut Isamil, frekuensi 28 GHz tidak bisa dipakai, lantaran diproyeksikan untuk menjalankan layanan internet yang dipancarkan satelit milik pemerintah nanti, yaitu Satria.

“Yang frekuensi 28 itu kita peruntukan untuk satelit Satria. Kandidatnya di frekuensi 26 GHz yang 5G,” tambah Ismail.

Kendati, band frekuensi 26 GHz berpeluang besar untuk digelar layanan 5G, tetapi, Kemkominfo belum bakal meresmikan layanan jaringan generasi kelima ini dalam waktu dekat di Tanah Air. Karena, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan.

“Kan sudah jelas tinggal kapannya nanti, kan kita lagi melihat banyak faktor supply demand jangan dorong cepat-cepat. Makanya itu fiber optic, fiberisasi, banyak PR-PR yang harus diselesaikan dulu. Jangan kita kecepatan,” ujar Ismail.

Selain itu, aplikasi pendukung juga harus mengikuti arah perkembangan teknologi ini. Jangan sampai 5G sudah digelar tetapi aplikasinya malah justru tidak sesuai.

“Jangan kita gelarkan infrastruktur tapi seluruh aplikasi asing yang kita pakai. Maksudnya, 5G jangan kayak gitu. 5G aplikasinya dibuat lokal dulu,” jelas Ismail.

#kominfo   #menkominfo   #johnnygplate   #qualcomm   #aws   #teknologi5G   #davos   #wef   #kerjasama   #ibukotabaruRI

Share:




BACA JUGA
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital
Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025
Menkominfo Tantang Media Adopsi Perkembangan Teknologi
INA Digital Mudahkan Masyarakat Akses Layanan Publik dalam Satu Aplikasi