
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Direktur Eksekutif Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), Arki Rifazka, meminta masyarakat lebih sadar akan pentingnya data pribadi. Pernyataanya ini berkaitan dengan kasus yang dialami wartawan senior, Ilham Bintang. Uangnya dikuras oleh seseorang yang telah menguasai nomor kartu SIM dari provider Indosat yang selama ini dipakai Ilham.
Sebab, kata Arki, pada kasus Ilham Bintang ini melibatkan data pribadi dan akibatnya sangat merugikan. Walaupun Ilham Bintang menjadi korban dalam kasus ini, Arki tetap menyebutkannya harus aware pada data pribadinya. “Kebocoran data KTP milik Ilham Bintang yang menjadi masalah,” kata Arki kepada Cyberthreat.id, Senin (20 Januari 2020).
“Jadi jangan hanya mempersalahkan security gedung yang mengambil data KTP, karena bisa jadi lebih dari sekedar itu. Selain itu, aplikasi berkembang dengan pesatnya. Banyak orang secara tidak sadar pada setiap perkembangan aplikasi itu terdapat potensi risiko keamanan."
Bahkan, ia mengatakan prosedur atau standar operasional (SOP) yang diterapkan Indosat dalam melakukan penukaran SIM Card sudah sesuai aturan. "Operator sudah minta semua persyaratan. Persyaratan itu juga acuannya dari peraturan menteri, peraturan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan lainnya. Jadi, operator itu sudah comply (memenuhi) semua," katanya.
Pernyataan Arki ini berbeda dengan Indosat. Setelah melakukan investigasi, manajemen Indosat mengakui ada kekurangan dalam proses verifikasi kartu Indosat milik Ilham Bintang. "Hasil investigasi, benar ada pergantian kartu mengatasnamakan Bapak Ilham Bintang," kata Turina Farouk, SV-Head Corporate Communications Indosat Oredoo di Jakarta, seperti dilansir dari detikcom, Senin (20 Januari 2020).
Turina mengakui ada kekurangan yang dilakukan petugas di Gerai Indosat Bintaro Jaya Xchange saat seseorang datang ke sana dan mengaku-ngaku sebagai Ilham Bintang, dan meminta pergantian kartu SIM dengan menggunakan nomor yang sama dengan yang dipakai Ilham.
Turina mengatakan, pihaknya menyesalkan kejadian itu dan berjanji memperbaiki sistem untuk menjaga keamanan data konsumen.
Seperti diberitakan sebelumnya, orang yang mengaku sebagai Ilham Bintang mendatangi Gerai Indosat Bintaro Jaya Xchange, Bintaro, Tangerang Selatan pada Jumat (3 Januari 2020) pukul 21.02 WIB. Ilham sendiri saat itu sudah beberapa hari berada di Australia.
Dari tangkapan kamera CCTV, pelaku adalah seorang laki-laki setengah baya berbaju biru dan memakai kaca mata. Ilham sendiri memiliki nomor Indosat generasi awal yang dipakai sejak tahun 1994: 0816806656.
Cyberthreat.id mendatangi gerai Indosat Bintaro Jaya Xchange pada Jumat malam (17 Januari 2020) dan bertemu seorang petugas bernama Anggi.
Menurutnya, petugas yang melayani Ilham Bintang palsu itu telah diberhentikan karena tidak menjalankan prosedur verifikasi data. Kata dia, ada dua langkah prosedur operasional standar (SOP) yang dilupakan oleh Dea ketika ada pelanggan Indosat yang ingin menukarkan kartu tersebut.
Padahal, dua langkah itu sangat penting, yaitu memfotokopi KTP elektronik (KTP-el) dan memotret wajah pelanggan yang mengajukan pergantian kartu. “Padahal itu penting karena, misalnya, ada indikasi penipuan (fraud) itu menyangkut bank,” Anggi menambahkan.
Dalam kasus Ilham Bintang, kata Anggi, pelaku membawa KTP-el yang menyerupai KTP-el asli milik Ilham Bintang. Hanya, foto yang digunakan si penipu pada KTP-el adalah foto dirinya sendiri, bukan foto Ilham Bintang.
Menurut Anggi, si penipu itu mengaku mengganti kartu selulernya dengan alasan kartunya hilang. Oleh karena itu, menurut Anggi, rekan kerjanya sama sekali tidak mencurigai si penipu. “Karena ia sebatas menyamakan NIK yang ada di KTP-el yang dibawa penipu dengan data yang ada di komputer CS,” tutur Anggi.
Menurut Anggi, kemungkinan besar penipu tersebut telah mengetahui banyak profil Ilham Bintang, “Karena seluruh verifikasi berjalan dengan lancar. Jadi, penipu ini sama sekali tidak terindikasi oleh CS kalau sedang menjalankan aksi penipuannya,” kata Anggi.
Akibat kejadian itu, rekening bank Ilham Bintang berhasil dibobol. Diduga, pelaku membutuhkan nomor telepon Ilham Bintang lantaran untuk mengakses mobile banking pihak perbankan biasanya mengirim pasword sekali pakai (OTP) ke nomor ponsel pelanggan.
Ilham sendiri telah melaporkan kasus itu ke polisi pada Jumat, 17 Januari lalu.[]
Redaktur: Arif Rahman
Share: