IND | ENG
Smart City & AI, Alasan SoftBank Investasi di Ibu Kota Baru

CEO dan Pendiri SoftBank Group Corp, Masayoshi Son | Foto: Kiyoshi Ota/Bloomberg

Smart City & AI, Alasan SoftBank Investasi di Ibu Kota Baru
Andi Nugroho Diposting : Minggu, 19 Januari 2020 - 09:23 WIB

Jakarta, Cyberthreat.id – SoftBank, perusahaan telekomunikasi asal Jepang, telah menawarkan investasi di ibu kota baru Indonesia.

Perusahaan investasi keuangan dan internet tersebut memiliki alasan tersendiri mengapa berminat investasi di ibu kota yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Dilaporkan Reuters, Jumat (17 Januari 2020), seorang juru bicara SoftBank mengatakan, perusahaan sejauh ini belum mengeluarkan nilai investasi.

"Kami belum membahas angka-angka spesifik, tetapi kota pintar baru, teknologi terbaru, kota bersih, dengan banyak AI (kecerdasan buatan), itulah yang saya tertarik untuk mendukung," kata juru bicara itu menirukan pernyataan CEO dan Pendiri SoftBank Group Corp, Masayoshi Son, pekan lalu saat berkunjung ke Indonesia.

Namun, Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan, bahwa SoftBank menawarkan investasi senilai antara US$ 30-40 miliar.


Berita Terkait:


“Kami belum memutuskan bagaimana mereka akan berinvestasi, mungkin untuk pendidikan, pusat riset atau pembangunan rumah sakit,” kata Luhut.

Ia mengatakan akan bertemu Masayoshi  Son di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss dan Tokyo akhir bulan ini untuk merampungkan rencana tersebut, tulis VOA Indonesia.

Luhut mengatakan, SoftBank memang pernah menawarkan dana untuk pembiayaan klaster kantor presiden dan pemerintahan di ibu kota baru.

Namun, “Kami tidak mau pembangunan kantor presiden dan kantor pemerintah itu dibayarin orang, kami mau menggunakan APBN,” kata Luhut seperti dikutip dari Katadata.

“Kita harus bangga jadi orang Indonesia, bukan kita minta-minta. Untuk kantor presiden tidak ada urusan orang luar, itu APBN," ia menambahkan.

Luhut mengatakan, SoftBank tetap dapat berinvestasi di ibu kota baru, misalnya, untuk klaster-klaster, di antaranya klaster perguruan internasional atau rumah sakit dengan standar internasional.

"Saya bilang untuk klaster-klaster yang lain bisa kami bahas, tapi bukan kalian yang atur. Kami yang memutuskan," kata Luhut.

Menurut dia, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo kemungkinan akan memutuskan perjanjian dengan SoftBank tersebut pada Februari mendatang.

Pada Agustus 2019, Presiden Jokowi menuturkan, rencana pemindahan ibu kota administratif ke Kalimantan Timur diperkirakan butuh biaya sekitar Rp 466 triliun. Dari jumlah tersebut, 19,2 persen (sekitar Rp 93,5 triliun) berasal dari APBN. Lalu, dana dari Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Rp 265,2 triliun dan dari swasta Rp 127,3 triliun.

Sekadar diketahui, Masayoshi  Son dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair adalah anggota dewan pengarah untuk pembangunan ibu kota baru. Sementara, ketua dewan pengarah dijabat oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.[]

#ibukotabaru   #smartcity   #AI   #kecerdasanbuatan   #softbank   #masayoshison   #jokowi   #luhutbinsarpanjaitan   #kalimantantimur

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
Wamenkominfo Apresiasi Kolaborasi Tingkatkan Kapasitas Talenta AI Aceh
Microsoft Merilis PyRIT - Alat Red Teaming untuk AI Generatif
Utusan Setjen PBB: Indonesia Berpotensi jadi Episentrum Pengembangan AI Kawasan ASEAN