
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Sistem komputer di Colonie, New York, AS langsung down akibat serangan siber pada hari Jumat (17 Januari 2020). Serangan itu memaksa banyak departemen menjalankan operasionalnya secara offline.
Juru bicara Kota Colonie, Sara Wiest menyebutkan serangan awalnya ditemukan pada Rabu (15 Januari 2020). Hacker meretas sistem komputer di kota tersebut lalu meminta uang tebusan. Investigasi sedang dilakukan untuk menentukan jenis serangan atau sifat serangan yang akurat.
"Kami berusaha untuk menentukan sifat serangan yang tepat. Kota ini tidak yakin apakah itu serangan ransomware atau serangan terhadap penolakan layanan," kata Wiest dikutip TimesUnion, Jumat (17 Januari 2020).
Menurut Wiest, ini adalah pertama kalinya kota ini mengalami peretasan dan serangan siber. Pihaknya berusaha agar semua departemen harus kembali online dan memiliki akses ke sistem pada awal pekan depan.
Supervisor Kota Colonie, Paula Manhan mengatakan, kota ini beroperasi dengan sistem cadangan yang memungkinkan operasionalnya terus berjalan. Pihaknya juga telah mengerahkan tim keamanan siber guna mengatasi permasalahan ini.
"Semua data dan sistem cadangan kami berfungsi sebagaimana mestinya. Kami memiliki tim terpadu yang mengerjakan berbagai hal dan mulai saat ini kami telah melakukan segalanya dengan benar dan prosesnya berjalan dengan baik, sehingga kami akan membiarkan mereka menyelesaikan analisisnya," ujar Mangan dilansir SpotlightNews.
Paula juga menegaskan bahwa tidak ada informasi atau data sensitif yang telah diretas. Namun, dalam serangan Ransomware, para hacker mengunci sistem dan meminta uang tebusan sebelum mendekripsi file yang dicuri.
Mahan mengungkapkan hacker meminta uang tebusan sekitar 400 ribu USD (Rp 5,4 miliar) dalam bentuk Bitcoin untuk membuka file yang dienkripsi. Namun, ia berencana untuk tidak membayar uang tebusan tersebut.
"Hal-hal seperti ini telah terjadi di kota-kota lain dan paling baru di bandara (Albany). Seperti itulah keadaaan dunia saat ini dan anda harus siap untuk itu. Kami memiliki sistem cadangan yang sangat baik kami berfungsi dengan baik dan kami bergerak ke arah yang benar."
Investigasi sedang berlangsung termasuk menentukan darimana serangan ini berasal. Tim dari Colonie juga sedang berusaha untuk membuka kunci sistem utama kota.
Awal Januari 2020 Bandara Internasional Albany di New York juga mengalami serangan ransomware dan membayar sejumlah uang tebusan dalam bentuk Bitcoin kepada hacker untuk mendapatkan kembali akses ke sistemnya.
Operasional Bandara Albany tidak terdampak oleh serangan ini. Termasuk Administrasi Keamanan Transportasi dan komputer milik maskapai juga tidak terpengaruh.
Redaktur: Arif Rahman
Share: