
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Tahukah Anda apa itu pornware? Istilah ini gabungan dua kata, “porn” (pornografi) dan “software” (perangkat lunak).
Kaspersky, perusahaan keamanan siber asal Rusia, menyebut, pornware sebagai istilah yang diberikan untuk program yang menampilkan materi porno pada suatu perangkat.
“Selain program-program yang mungkin sengaja dipasang, untuk mencari dan menampilkan materi pornografi, pornware juga bisa diinstal dengan cara jahat—tanpa sepengatahuan oleh pengguna,” kata Kaspersky di situs webnya yang diakses, Kamis (9 Januari 2020).
Mirip halnya adware—program yang dibuat khusus untuk memunculkan iklan—pornware juga melakukan hal serupa, tapi dalam bentuk materi pornografi. Yang paling membahayakan adalah keduanya bisa disusup skrip jahat sehingga bisa bertindak layaknya spyware—program yang didesain sebagai spionase di perangkat atau browser.
“Seringkali, tujuan pornware yang tidak diminta adalah untuk mengiklankan situs dan layanan pornografi berbasis biaya,” kata Kaspersky.
Dalam Studying and Classfication of the Most Significant Malicious Software (PDF), Dr Wajeb Gharibi dari Jazan University, Arab Saudi, mengatakan, perangkat lunak jahat (malware) tidak hanya virus dan Trojan.
Menurut dia, kelas malware tersebut juga termasuk program-program adware yang menampilkan iklan atau program pornware yang mengoneksikan ke situs-situs web porno berbayar.
“Sejak 2004, mulai terlihat meluasnya penggunaan teknologi viral untuk menginstal adware dan pornware pada komputer target,” tulis Gharibi.
Dalam buku 101 Masalah Malware dan Penanganannya, Feri Sulianta menulis bahwa pornware biasanya diinstal dengan memanfaatkan kelemahan web peramban (browser) melalui pengunduh Trojan (Trojan-downloader) dan pembawa Trojan (Trojan-dropper). Dari situ, penerima pornware akan mendapatkan iklan-iklan situs web kompersial pornografi.
Feri mencontohkan sejumlah pornware yang diketahuinya:
Cara kerja pornware
Untuk mengganggu pengguna, pornware biasanya akan disuntik perangkat lunak jahat (malcious software). Menurut Kaspersky, pengembang malware dapat mengeksploitasi kerentanan yang belum pernah terlihat untuk menginstal pornware di komputer, tablet, atau ponsel cerdas pengguna.
Pornware sendiri dibagi dalam tiga jenis, meliputi:
Jenis program ini memanggil layanan telepon “konten dewasa”, nomor telepon dan/atau kode khusus. Tidak seperti program jahat (malware), program dialer justru memberitahu pengguna tentang tindakan mereka.
Perilaku ini mengunduh file media pornografi ke komputer pengguna dari internet. Porn-Tool selanjutnya akan menyembunyikan alat yang dipakai dalam mencari dan menampilkan konten pornografi, misal, pada toolbar peramban atau pemutar video (video player) khusus.
Program Porn-Tool mencari dan menampilkan materi pornografi di komputer pengguna, misalnya, toolbar khusus untuk peramban web dan pemutar video khusus. Menurut Feri Sulianta, pornware jarang terdeteksi oleh program anti-virus perangkat lunak sebagai program berbahaya.
Share: