IND | ENG
Canggihnya Tatapan BMW, Bagaimana Pengamanan Sibernya?

BMW | Tech Crunch

Canggihnya Tatapan BMW, Bagaimana Pengamanan Sibernya?
Nemo Ikram dan Faisal Hafiz Diposting : Rabu, 08 Januari 2020 - 15:47 WIB

Cyberthreat.id - BMW luncurkan sistem pendeteksi tatapan baru, yang dapat melacak apa yang Anda lihat di luar mobil dan kemudian menyajikan informasi yang relevan tentang hal itu. Sistem ini laksana pengganti tatapan manusia yang kemudian wujudnya didefenisikan oleh otak sehingga mampu memilah-milah apa yang ada di luar mobil dan dikomunikasikan dengan pengemudi.

Sebetulnya, laman techcrunch.com menuliskan, produsen mobil Jerman memamerkan fitur ini di mobil konsep i Interaction EASE, yang melakukan debutnya Oktober lalu. Idenya adalah mendemonstrasikan fitur-fitur yang menyederhanakan interaksi pengemudi dengan sistem mobil, termasuk kontrol sentuh, gerakan dan pengenalan suara, dengan fokus khusus pada apa yang akan terlihat setelah mobil dikendarai secara otonom.

“BMW i Interaction EASE menunjukkan seperti apa mobilitas di masa depan begitu mengemudi secara otonom menjadi hal yang biasa: mewah, manusiawi, dan intuitif,” kata Adrian van Hooydonk, wakil presiden senior BMW Group Design sebagaimana dirilis techcrunch.com, Selasa (7 Januari).

BMW sudah mengisyaratkan sistem pelacakan tatapan ini ketika pertama kali mengungkapkan EASE. Menggunakan alat AI-nya, sistem mobil dapat mengikuti pandangan pengemudi dan menafsirkannya. Itu artinya Anda akan dapat memperoleh lebih banyak informasi tentang restoran, misalnya, atau film mana yang diputar di bioskop yang Anda kendarai.

Semua ini bekerja bersama dengan Intelligent Personal Assistant BMW, yang dapat Anda gunakan untuk memulai percakapan tentang tempat yang Anda lihat. Selain itu, EASE juga dilengkapi dengan tampilan head-up yang menutupi seluruh kaca depan depan, yang pada dasarnya menjadikan mobil layar augmented reality besar di atas roda.

Layar itu memiliki tiga mode: menjelajah, dengan fokus pada apa yang ada di luar jendela; menghibur, untuk menonton film; dan kemudahan, yang, ketika diaktifkan, mengubah mobil menjadi "tempat yang tenang dan rileks."

Setelah Anda menggabungkan gerakan, pemahaman bahasa alami dan deteksi tatapan, Anda memiliki semua bahan untuk antarmuka manusia-mesin yang sangat alami di dalam mobil.

EASE pada dasarnya adalah prototipe yang sangat berwawasan ke depan, perusahaan mengasumsikan bahwa mobil tersebut akan memiliki konektivitas 5G untuk memberi daya pada sistem ini juga. Ini jelas perkembangan mobil berteknologi siber yang sangat menarik dengan promosi yang mewah.

Namun Anda tetap harus mewaspadai sisi keamanan sibernya. Upstream Security 2020 Automotive Cybersecurity melaporkan statistik mendalam yang diperoleh dari analisis 367 insiden keamanan siber otomotif yang dilaporkan selama satu dekade terakhir. Laporan tersebut menyoroti kerentanan yang telah diidentifikasi selama 2019.

VP Marketing Upstream Security, Oded Yarkoni, mengatakan insiden otomatif cybersecurity meningkat dua kali lipat pada 2019. Persentasi tersebut melonjak jika dibandingkan insiden pada tahun 2018.

“Laporan keamanan siber otomotif tahunan kami telah menunjukkan bahwa ancaman yang dihadapi oleh seluruh industri adalah ancaman yang semakin nyata dan semakin umum,” kata Oded seperti dikutip dari Helpnetsecurity, Senin (6 Januari 2020).

Melonjaknya insiden itu sejalan dengan semakin meluasnya lanskap ancaman dan serangan siber sehingga berpotensi merugikan masyarakat luas. Bahkan, sejak 2016 persentase insiden keamanan siber otomotif naik sekitar 605%.

“Dengan meningkatnya serangan terhadap industri otomotif, Original Equipment Manufacturer (OEM) dan penyedia mobilitas pintar membutuhkan visibilitas yang luas dan kejelasan ke dalam lanskap ancaman untuk membantu mereka merancang arsitektur keamanan yang tepat yang mencakup kendaraan dan lingkungan cloud mereka,” ujar Oded.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa 330 juta kendaraan sudah terhubung dengan internet dan merek-merek mobil top di pasar AS telah menyatakan bahwa hanya kendaraan yang terhubung dengan internet akan dijual pada tahun 2020. Fakta itu meningkatkan potensi kerusakan dari setiap serangan siber.

Sebanyak 57 persen dari insiden pada tahun 2019 itu dilakukan oleh penjahat dunia maya untuk mencuri properti ataupun menuntut uang tebusan. Selain itu, sepertiga dari semua insiden melibatkan serangan tanpa kunci (keyless entry system).

Sekitar 30 persen penyerangan dilakukan untuk meretas keyless entry system. Disusul dengan penyerangan terhadap server back end server (27%) dan aplikasi seluler (13%).

Serangan tersebut dampaknya sangat merugikan. Tiga dampak teratas dari insiden selama 10 tahun terakhir berupa pencurian/pembobolan mobil (31%), kontrol terhadap sistem mobil (27%) dan pelanggaran data atau privasi (23%) para penggunanya .

Sebagian besar insiden pada tahun 2019 melibatkan serangan jarak jauh (remote attack). Sebanyak 82 persen serangan di tahun 2019 itu melibatkan serangan jarak jauh dan pendek yang tidak memerlukan akses fisik ke kendaraan. Serangan remote attack ini juga dapat dilakukan dimana saja.

Sayangnya, BMW tak menjelaskan tingkat pengamanan mobil dengan tatapan baru yangh cerdas ini.[]

#bmw   #siber   #smartcar   #cybersecurity   #internet   #bugbounty

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
SiCat: Inovasi Alat Keamanan Siber Open Source untuk Perlindungan Optimal
BSSN Selenggarakan Workshop Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata
Penjahat Siber Persenjatai Alat SSH-Snake Sumber Terbuka untuk Serangan Jaringan