
Ilustrasi | Foto: Freepik
Ilustrasi | Foto: Freepik
Cyberthreat.id - Pada 2019, Rusia mengambil sejumlah langkah untuk memastikan keamanan ruang siber, terutama terkait lalu lintas informasi di internet.
Langkah tersebut diambil karena dalam beberapa tahun terakhir, ruang siber telah menjadi sarana utama badan intelijen asing untuk menyebarkan kebohongan.
Dikutip dari E Hacking News, Senin, (6 Januari 2020), Wakil Ketua Pertama Komite Dewan Federasi Urusan Luar Negeri Vladimir Dzhabarov mengungkapkan, Rusia harus memastikan keamanan di lingkungan dunia maya untuk memastikan segala kemungkinan menggunakan jaringan global yang melawan kepentingan negara.
"Sekarang penting tidak hanya untuk mengendalikan, tetapi untuk memahami dan mencegah serangan terhadap pemerintah. Tahun mendatang akan ditujukan untuk memastikan keamanan di bidang teknologi IT tidak hanya di Rusia tetapi juga di seluruh dunia," kata Senator Dzhabarov.
Dia juga menjelaskan pandangannya tentang contoh undang-undang tentang isolasi Runet yang mulai berlaku pada 1 November 2019 lalu.
Dzhabarov menekankan bahwa dokumen itu diadopsi bukan untuk mengisolasi Rusia dari World Wide Web, tetapi untuk melindungi Runet dari ancaman eksternal dan berbagai bencana teknologi yang dapat membahayakan berfungsinya sistem pendukung kehidupan Rusia. Dengan kata lain, untuk memastikan independensi internet di negara tersebut.
“Jika kami merasa bahwa kami diblokir, kami akan mengambil tindakan balasan. Kami memiliki banyak saingan. Pertama, tentu saja, negara-negara NATO, karena semuanya tergantung pada keamanan,” ungkap Dzhabarov.
Selain itu, ada juga Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diperkenalkan oleh anggota Dewan Federasi ke Duma Negara. Dokumen tersebut mengusulkan untuk memblokir pengguna layanan email dan kurir yang mendistribusikan informasi yang dilarang oleh hukum Rusia.
Pasalnya, tindakan tersebut dapat menimbulkan ancaman langsung bagi masyarakat dan negara. Contoh nyata adalah jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, yang merupakan sumber utama informasi. RUU ini sedang dipertimbangkan.
Sebelumnya, kepala Dana Perlindungan Nilai Nasional Alexander Malkevich mengatakan, Rusia membutuhkan strategi cybersecurity, dan mengumumkan perkiraan untuk pengembangan lingkup ini untuk tahun 2020.
Dia mencatat bahwa negara telah membuat langkah besar ke depan dalam melawan serangan cyber, tetapi masih banyak yang harus dilakukan. Dia melanjutkan, semua struktur yang relevan harus bersatu untuk mengusir serangan di perbatasan dunia maya Federasi Rusia.
Share: