IND | ENG
Google Kembangkan AI untuk Deteksi Kanker Payudara

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Google Kembangkan AI untuk Deteksi Kanker Payudara
Andi Nugroho Diposting : Kamis, 02 Januari 2020 - 10:30 WIB

Cyberthreat.id – Google, perusahaan mesin pencari, sedang mengembangkan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk deteksi kanker payudara.

Bekerja sama dengan Cancer Research UK Imperial Centre, Universitas Northwestern, dan Rumah Sakit Royal Surrey County, Google menciptakan model AI untuk membaca mammogram (sinar-X payudara) yang membantu ahli radiologi menemukan tanda-tanda kanker payudara lebih akurat.

Menurut American Cancer Society, sekitar 20 persen deteksi mammogram tidak akurat untuk kanker payudara di Amerika Serikat, dan deteksi positif palsu sering terjadi.

"Membaca gambar X-ray ini tugas yang sulit, bahkan bagi para ahli, dan seringkali dapat menghasilkan hasil positif palsu dan negatif palsu. Pada gilirannya, ketidakakuratan ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam pendeteksian dan perawatan, tekanan yang tidak perlu untuk pasien dan beban kerja yang lebih tinggi. untuk ahli radiologi yang sudah kekurangan pasokan," kata Google seperti dikutip dari ZDNet, Kamis (2 Januari 2019).

Teknologi AI yang dikembangkan Google tersebut dilatih dengan basis data representatif yaitu hasil mammogram dari 76.000 perempuan di Inggris dan 15.000 perempuan di AS. AI akan diuji coba apakah bisa belajar menemukan tanda-tanda kanker payudara pada pemindaian atau tidak.

Untuk menentukan akurasinya, model AI itu diuji dengan data mammogram yang telah diketahui hasil diagnosisnya. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan penampilan ahli radiologi yang semula membaca sinar-X.

Menurut Google, hasil model AI lebih baik daripada ahli radiologi. Dari pembacaan terhadap 3.000 perempuan di AS, hasilnya pengurangan positif palsu sebesar 5,7 persen dan 9,4 persen pengurangan negatif palsu. Pada 25.000 mammogram yang dilakukan di Inggris, sistem ini mengurangi negatif palsu sebesar 2,7 persen dan positif palsu sebesar 1,2 persen.

Google juga melakukan tes terpisah untuk melihat apakah AI dapat melakukan pembacaan dari data mammogram umum. Dalam pengujian terpisah ini, Google melatih model AI hanya pada data dari perempuan di Inggris.

Hasilnya, pengurangan pada positif palsu sekitar 3,5 persen dan pengurangan negatif palsu sekitar 8,1 persen. Ini menunjukkan bahwa model tersebut masih pada level yang lebih tinggi daripada para ahli walaupun hanya menggunakan data mammogram umum.

"Model AI ini berpotensi dapat meningkatkan akurasi dan efisiensi program deteksi dini, serta mengurangi waktu tunggu dan stres bagi pasien," kata Google.

Google tidak sendirian dalam mengembangkan proyek AI untuk deteksi kanker. IBM pada Juli 2019 merilis tiga proyek AI yang disesuaikan dengan tantangan untuk menyembuhkan kanker ke komunitas open-source.

Sementara itu di Australia, perusahaan analitik Max Kelsen menggunakan AI untuk memprediksi efektivitas perawatan kanker. Perusahaan ini mengintegrasikan AI dan pengurutan seluruh genom ke dalam penelitian kanker dan praktik klinis. Awalnya berfokus pada pengobatan imunoterapi untuk melanoma dan kanker paru-paru sel kecil.

#google   #ai   #kecerdasanbuatan   #kankerpayudara

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
Wamenkominfo Apresiasi Kolaborasi Tingkatkan Kapasitas Talenta AI Aceh
Microsoft Merilis PyRIT - Alat Red Teaming untuk AI Generatif
Google Mulai Blokir Sideloading Aplikasi Android yang Berpotensi Berbahaya di Singapura