
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Ada perasaan umum yang dirasakan para pemangku kepentingan Jaringan Kebijakan dan Yurisdiksi Internet bahwa penyalahgunaan online akan terus meningkat.
Ini bukan perasaan semata karena laporan Global Status Report 2019 yang dikeluarkan Internet and Jurisdiction Report 2019 menyatakan, mayoritas pakar internet setuju dan sangat setuju bahwa penyalahgunaan internet akan terus bertambah dan beragam.
Dari 69 persen pakar yang disurvei menyatakan setuju dan sangat setuju pelanggaran online dalam bentuk kebencian, pelecehan, peretasan (hacking), akses ilegal, pelanggaran privasi, dan penipuan terus meningkat. Hanya 27 persen yang menyatakan tidak setuju dan sisanya 4 persen yang menyatakan sangat tidak setuju.
Meskipun anggapan para pakar yang dibuktikan lewat survei tersebut senada, tetapi secara ilmiah data-data dan bukti empiris untuk membuktikannya paling sulit. Kenapa hal ini penting? Karena berkaitan erat cerminan kecanggihan ekosistem.
Ini mengarahkan perhatian kepada fakta bahwa saat ini terdapat kondisi kekurangan data yang andal. Yang pada gilirannya akan ditautkan ke kebutuhan untuk membakukan metode dan inisiatif dalam mengumpulkan data yang dapat diandalkan untuk membuat rumusan keputusan dan kebijakan.
Pertanyaan dan komentar yang berulang-ulang dinyatakan para ahli saat survei adalah, jika pelanggaran terus meningkat, itu artinya pengguna internet juga terus bertambah. Seorang pakar mempertanyakan ketersediaan data yang akurat misalnya terkait usia pengguna dan angka pengguna internet, baik secara relatif maupun absolut.
"Dengan lebih banyak orang online disertai berbagai lapisan layanan/kemudahan dari beragam platform, maka secara mutlak volume penyalahgunaan online dan orang yang terkena dampaknya meningkat," tulis laporan Global Status Report 2019.
Masalah lain yang terpisah dari dua hal tersebut adalah berapa peningkatan persentase orang nakal/jahat dari total keseluruhan pengguna internet. Beberapa ahli yang disurvei juga mencatat bahwa kesadaran online terkait penyalahgunaan meningkat, demikian pula dengan kesediaan untuk melaporkan pelanggaran.
"Tren utama di sini adalah bahwa meningkatnya kesadaran dan kepekaan untuk pelanggaran ini, menghasilkan peningkatan tekanan politik untuk mengatasinya. Ini risiko tekanan politik yang bisa menimbulkan reaksi sepihak."
Beberapa ahli yang diwawancarai menyatakan bahwa internet adalah cerminan dari segala yang terjadi offline. Seorang pakar yang disurvei menyarankan pelanggaran offline dan online terus meningkat karena politik dan ekonomi saat ini sudah menjadi satu pasangan.
"Platform-platform online yang ada sekarang itu menggambarkan masyarakat di berbagai lapisan."
Internet dan keterbukaan memberikan visibilitas yang lebih besar pada hal-hal yang dulunya sebagian besar terbatas pada ruang privat. Itu sebabnya segala hal privat sekarang lebih mudah untuk disebarkan karena internet itu tanpa batasan.
Pakar lain yang diwawancarai menekankan bahwa dinamika ini dilihat dalam skema perbedaan budaya. Dan bahwa bakal ada peningkatan perbedaan dalam apa yang dilihat sebagai pelecehan, pelanggaran privasi, ujaran kebencian dan sebagainya.
Share: