
Fortinet Logo
Fortinet Logo
Jakarta,Cyberthreat.id - Perusahaan cybersecurity, Fortinet, menyarankan setiap perusahaan mengadopsi teknologi Artificial Intelligence (AI) sebagai strategi untuk keamanan jaringan organisasi sekaligus sebagai langkah pencegahan cyber criminal.
Country Director Fortinet Indonesia, Edwin Lim, mengatakan teknologi AI bukan untuk mereplikasi proses analitis kecerdasan manusia, tetapi memungkinkan pengambilan keputusan pada kecepatan mesin.
AI, kata dia, efektif sebagai model pembelajaran mendalam yang dibangun di sekitar artificial neural network (ANN). Jaringan ini terdiri dari kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak yang dikonfigurasi seperti pola neuron di otak manusia.
"Desain itu tidak hanya mempercepat analisis data dan pengambilan keputusan, tapi juga memungkinkan jaringan untuk beradaptasi dan berkembang berdasarkan informasi baru," kata Edwin melalui siaran pers yang diterima Cyberthreat pada Sabtu, (11/05/2019).
ANN melewati proses pelatihan Machine Learning (ML) di mana model pembelajaran implan secara hati-hati diberi makan informasi yang sangat banyak dan semakin kompleks secara berkelanjutan.
Setelah sistem mengidentifikasi pola dan strategi pemecahan masalah, sistem kemudian diberi informasi baru yang memungkinkannya menyesuaikan algoritme sehingga beradaptasi dan mengidentifikasi taktik dan kemampuan baru yang di adopsi oleh malware atau vektor serangan.
AKHIR 2019 KEJAHATAN SIBER MENCAPAI 2,1 TRILIUN USD
Seiring lanskap ancaman yang terus berevolusi dengan cepat, malware juga menjadi semakin canggih, sehingga zero-day yang merupakan pendekatan keamanan tradisional tidak lagi bisa mengimbangi.
Akibatnya, perkiraan biaya kejahatan di dunia maya bisa lebih dari 16 kali hingga mencapai 2,1 triliun USD pada akhir tahun 2019.
"Untuk tetap maju dalam tren cybercrime yang berubah dengan cepat, diperlukan penambahan AI ke dalam strategi keamanan jaringan organisasi," ujar Edwin.
Fortinet, ujar dia, adalah pengadopsi awal teknologi AI dan mulai mengembangkan sistem deteksi ancaman yang berkembang sendiri sejak enam tahun lalu. Menurut Edwin keunggulan intelijen Fortinet sangat signifikan terhadap setiap vendor lainnya di pasar keamanan IT.
Tim FortiGuard Labs Fortinet juga menggunakan teknologi AI untuk menganalisis file dan URL lalu menandainya sebagai bersih atau jahat, dengan kecepatan mesin dan dengan tingkat akurasi yang tinggi.
"Lewat persiapan yang matang selama bertahun-tahun, intelijen ancaman yang dihasilkan FortiGuard AI menjadi begitu cepat dan andal, sehingga kini telah dimasukkan sebagai komponen dasar berbasis cloud dari setiap solusi dalam Fortinet Security Fabric dan bahkan sebagai komponen garis firewall aplikasi web FortiWeb."
Share: