
Sihmirmo Adi, Chief Executive Officer (CEO) Telkomsigma | Foto : Cyberthreat.id/Eman Sulaeman
Sihmirmo Adi, Chief Executive Officer (CEO) Telkomsigma | Foto : Cyberthreat.id/Eman Sulaeman
Jakarta,Cyberthreat.id- PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma), perusahaan Integrated Information Communication & Technology (ICT) solutions di Indonesia, menargetkan pendapatan tumbuh sebesar 10-15% pada 2020, dari total pendapatan yang diperkirakan akan mencapai sekitar Rp 4 triliun hingga akhir tahun ini (2019).
“Tahun depan, kami tidak menargetkan pertumbuhan revenue yang muluk-muluk. Kami hanya targetkan sekitar 10-15% saja. Karena kami sedang merubah DNA company, membentuk pondasi perusahaan, sehingga bisa menghadapi persaingan 10 tahun ke depan. Sehingga, kalau bisa mencapai target tersebut, itu sudah luar biasa,” kata Sihmirmo Adi, Chief Executive Officer (CEO) Telkomsigma di Jakarta, Rabu, (18 Desember 2019).
Menurut Adi, saat ini, perusahaan sedang fokus membentuk fondasi perusahaan yang lebih sesuai dengan perkembangan teknologi ke depannya. Sehingga, perusahaan tidak terlalu muluk-muluk menargetkan pertumbuhan revenue.
Dia menilai, 10 tahun ke depan, lanskap perkembangan teknologi akan berubah, sering dengan masifnya perkembangan era digitalisasi. Sehingga, perusahaan lebih fokus untuk bisa sustain dalam menghadapi perkembangan ke depannya.
“Karena tahun ini, merupakan tahun yang penting buat Telkomsigma, karena sedang merubah DNA company. Tahun ini kita lebih ke produk internal. Banyak hal yang kita lakukan untuk memperbaiki, memperkuat struktur kapabilitas internal. Sehingga, kami sedikit mengorbankan prestasi pendapatan, tetapi kami bersiap siap untuk jump out untuk the next stage, untuk menghadapai situasi persaingan 10 tahun ke depan,” ujar Adi.
Adi menuturkan, jumlah pendapatan yang ditargetkan akan mencapai sekitar Rp 4 triliun pada tahun ini, sebagian besar dikontribusi oleh layanan digital services, sekitar 85%.
Adapun layanan digital services yang menjadi sumber pemasukan utama, yaitu melalui program digitalisasi yang dilakukan terhadap sektor mining, oil and gas, healthcare, serta industri keuangan di Indonesia. Sisanya dikontibusi oleh layanan cloud sekitar 5%, serta layanan data center sebesar 10%.
Sementara itu, untuk 2020, Adi menargetkan, kontribusi layanan cloud akan naik menjadi 10%, dan layanan data center akan meningkat menjadi 20%.
“Layanan digital services berkontribusi yang paling besar. Karena di sektor kebutuhan tersebut, kami lakukan digitalisasi di sejumlah perusahaan besar di Indonesia,” jelas Adi.
Share: