
President Director & CEO Indosat Ooredoo Ahmad Abdulaziz A A Al-Neama (kiri) pada saat pemaparan strategi Indosat Ooredoo di Solo, Jawa Tengah, Rabu, (11 Desember 2019) | Foto : Cyberthreat.id/Eman Sulaeman
President Director & CEO Indosat Ooredoo Ahmad Abdulaziz A A Al-Neama (kiri) pada saat pemaparan strategi Indosat Ooredoo di Solo, Jawa Tengah, Rabu, (11 Desember 2019) | Foto : Cyberthreat.id/Eman Sulaeman
Solo,Cyberthreat.id- Operator telekomunikasi Indosat Ooredoo mengalokasikan belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) selama tiga tahun ke depan (2019-2021) sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun (kurs Rp 14.000).
Sebagian besar alokasi dana ini digunakan untuk pembangunan jaringan, terutama untuk pembanguan Base Tranceiver Station (BTS) 4G, demi meingkatkan experience pelanggan dalam menikmati jaringan Indosat Ooredoo.
Pada 2019, Indosat mengalokasikan capex sebesar Rp 10,7 triliun. Hingga, September 2019, perusahaan yang identik dengan warna kuning tersebut berhasil menyerap sebesar Rp 8,7 triliun.
President Director & CEO Indosat Ooredoo Ahmad Abdulaziz A A Al-Neama mengatakan, pihaknya telah memiliki strategi untuk memajukan perusahaan dalam jangka waktu tiga tahun ke depan.
“Mesin pertumbuhan perusahaan akan di-drive oleh binsis yang mengarah ke Business to Customer (B2C), yang mana Indosat berusaha untuk memimpin pasar dengan memberikan nilai uang dan mendapatkan kepercayaan pelanggan, serta fokus kepada Business to Business (B2B) untuk menjadi mesin pertumbuhan lain dengan menjadi lebih gesit dalam berkompetisi,” kata Ahmad dalam acara Media Gathering di Solo, Jawa Tengah, Rabu, (11 Desember 2019).
Selain itu, sebagai enabler untuk terus mendorong perkembangan perusahaan ke depannya, lanjut Ahmad, pihaknya akan membangun jaringan untuk memberikan kualitas video yang kompetitif, mempercepat kemampuan digital untuk pertumbuhan di masa depan, peningkatan efisiensi opex dan capex, serta mengeksekusi pembangunan jaringan dari ujung ke ujung, terutama di wilayah regional.
“Kami memiliki strategi untuk tiga tahun ke depan. Diharapkan dengan strategi ini dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan, perusahaan semakin kmpetitif, dan mampu memberikan kualitas jaringan untuk meningkatkan digitalisasi di Indonesia,” ujar Ahmad.
Ahmad juga menuturkan, dari sisi pendapatan seluler, perusahaan mengalami pertumbuhan yang positif. Bahkan perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 14,5% Year To Date (YTD), yang dihitung sejak kuartal I 2018 sebesar Rp 4.417 triliun menjadi Rp 5.123 triliun pada kuartal III 2019.
“Pertumbuhan pendapatan seluler ini merupakan yang tertinggi di antara operator telekomunikasi di Indonesia. Meskipun kita semua tahu, bahwa tahun 2018 adalah tahun yang sangat menantang bagi industri telekomunikasi di Indonesia,” ungkap Ahmad.
Tak hanya itu, dari sisi pelanggan, Indosat juga mencatat pertumbuhan yang positif. Pada kuartal III 2019, jumlah pelanggan Indosat telah mencapai 59 juta pelanggan. Jumlah tersebut, tumbuh sebanyak sebanyak 6 juta dibandingkan kuartal I 2019 yang sebanyak 53 juta pelanggan.
“Pelanggan dan pendapatan perusahaan di-improve oleh network experience. Sehingga penguatan dan pembaharuan jaringan menjadi hal yang sangat penting untuk tetap meningkakan pendapatan, serta meningkatkan jumlah pelanggan,” jelas Ahmad.
Sementara, dari sisi gelaran jaringan, secara konsisten Indosat membangun BTS di semua teknologi. Tercatat, total BTS Indosat pada kuartal III 2019 mencapai 23.268 BTS, bertambah 1.141 BTS dari periode yang sama tahun lalu.
Kemudian, total BTS 3G pada kuartal III 2019 mencapai 42.605 BTS, bertambah 9.366 BTS dibandingkan dengan kuartal II 2019.
Adapun, BTS 4G saat ini sebanyak 29.317 BTS, bertambah 17.681 BTS secara tahunan. Pertumbuhan jumlah BTS 4G Indosat menjadi yang terbanyak dibandingkan dengan BTS 2G dan 3G.
Share: