
Ilustrasi.
Ilustrasi.
Indianapolis, Cyberthreat.id - Dua warga negara China saat ini sedang diadili di Amerika Serikat (AS) dengan tuduhan peretasan besar-besaran pada tahun 2015 yang memengaruhi bisnis besar AS termasuk perusahaan asuransi Anthem Inc. Menurut dakwaan pada Kamis (9 Mei), aksi mereka mempengaruhi sistem komputer yang berisi data pada hampir 80 juta orang.
Fujie Wang, 32, dan lainnya termasuk satu orang yang didakwa sebagai John Doe, melakukan intrusi ke Anthem dan tiga perusahaan di Amerika lainnya, begitu bunyi dakwaan di pengadilan federal di Indianapolis, di mana Anthem berbasis. Tidak disebutkan nama tiga perusahaan lain itu dalam dakwaan.
Disebutkan, para peretas menggunakan teknik-teknik canggih untuk meretas sistem komputer bisnis dan memasang malware, kemudian mengidentifikasi informasi yang menarik termasuk informasi pengidentifikasi pribadi (PII) dan informasi bisnis.
"Tuduhan dalam surat dakwaan tersebut tidak terungkap hari ini menguraikan kegiatan kelompok peretasan komputer berbasis Tiongkok yang melakukan salah satu pelanggaran data terburuk dalam sejarah," kata Asisten Jaksa Agung AS Brian Benczkowski.
Wang dan Doe didakwa berkonspirasi melakukan penipuan dalam kaitannya dengan komputer dan pencurian identitas, konspirasi untuk melakukan penipuan kawat, dan kerusakan yang disengaja untuk komputer yang dilindungi, kata Departemen Kehakiman.
"Kelompok peretasan yang sangat canggih ini pada akhirnya mencuri data mengenai hampir 80 juta orang dari jaringan komputer Anthem," kata Departemen Kehakiman dalam sebuah pernyataan.
Informasi yang diakses termasuk nama, ulang tahun, nomor Jaminan Sosial, alamat jalan, alamat email dan informasi pekerjaan, termasuk data pendapatan, katanya.
Pada Juli 2017, Anthem setuju untuk menyelesaikan litigasi atas pelanggaran tersebut sebesar $115 juta, yang menurut pengacara akan menjadi penyelesaian terbesar yang pernah ada untuk pelanggaran data.[]
Share: