
Aplikasi Bagimu Negeri | Foto: Google Play Store
Aplikasi Bagimu Negeri | Foto: Google Play Store
Jakarta, Cyberthreat.id – CEO Svara Farid Fadhil Habibi mengatakan, kehadiran aplikasi Bagimu Negeri mengusung semangat kedaulatan data yang belakangan digemakan oleh pemerintah.
"Karena ini karya anak negeri, yang benar-benar ingin kita kelola sendiri, masyarakat belum teredukasi selama ini data kita tereksplorasi dengan luar biasa gampang dan dimanfaatkan oleh pihak asing," ujar Fadhil di Jakarta, Jumat (6 Desember 2019).
Fadhil mengatakan, aplikasi Bagimu Negeri diklaim bisa mengatasi berbagai macam permasalahan di dunia keinformasian dan komunikasi karena selama ini yang berkembang di Indonesia mayoritas produk asing. “Dananya terserap ke sana, perpajakan belum jelas," tutur dia.
Aplikasi itu tidak hanya berisi berita positif yang edukatif, tetapi juga konten hiburan. Di dalam aplikasi ini juga terdapat live-chatting yang dapat dilakukan oleh pengguna dengan pembuat konten.
Aplikasi yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI tersebut juga menggandeng TVRI dan RRI, serta dinas-dinas Kominfo di seluruh Indonesia untuk mengisi konten dalam aplikasi Bagimu Negeri.
Selain itu, pemerintah juga telah bekerja sama dengan Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) untuk berkolaborasi dengan 585 radio swasta yang bergabung di dalam organisasi tersebut.
Aplikasi Bagimu Negeri, menurut Fadhil, berawal dari Gerakan Bagimu Negeri yang diinisiasi sekitar tiga bulan lalu.
Inisiator Gerakan Bagimu Negeri, Mistam, mengatakan gerakan tersebut berawal dari perbincangan dewan pengawas sejumlah media dengan Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kominfo, Widodo Muktiyo.
"Persoalan bangsa apakah tanggung jawab pemerintah saja? Kita secara perseorangan juga harus punya tanggung jawab karena kita punya tanggung jawab terhadap persoalan bangsa dan negara," kata Mistam.
Ancaman, yang dirasa sedang melanda keutuhan NKRI, menurut Mistam, antara lain ancaman krisis moral, jati diri, ideologi dan ketahanan nasional, ancaman paham radikalisme, ancaman narkoba, korupsi dan budaya hedonisme dan konsumerisme.
Adapula ancaman hoaks, konflik horizontal dan perpecahan, serta ancaman disrupsi, ekonomi digital, lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat.
Solusinya adalah, kata dia, mengamplifikasi nilai-nilai positif, kreatif, inspiratif, inovatif dan itu harus diviralkan mengajak ke semua kalangan.
"Kami akan melawan konten-konten negatif dengan konten-konten positif," kata dia seperti dikutip dari Antaranews.com.
Share: