
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Singapura menggelar uji coba pemeriksaan imigrasi Biometrik tanpa kontak dan tanpa menggunakan paspor. Saat ini metode tersebut sedang diujicobakan di Terminal 4 Bandara Changi untuk warga berusia enam tahun ke atas yang kembali ke negara tersebut.
Uji coba selama enam bulan akan menggunakan pengenalan retina dan pengenalan wajah, seperti uji coba serupa yang baru-baru ini diselesaikan di beberapa titik checkpoint bandara.
Pemeriksaan keimigrasian saat ini dilakukan melalui verifikasi paspor dan sidik jari biometrik setiap pelancong, tetapi beberapa orang mengalami masalah saat sidik jari mereka diperoleh dan dicocokkan dengan sensor menurut laporan The Straits Times.
Sistem pengenalan wajah dari Idemia diluncurkan ke Terminal 4 di Bandara Changi pada akhir-2017. VP Kontrol Perbatasan dan Fasilitasi Aliran Penumpang Idemia, Emmanuel Wang, mengatakan kepada Biometric Update, bahwa penyebaran data dapat mendukung penggunaan pengidentifikasi biometrik tunggal di berbagai titik kontak bandara, sesuai dengan inisiatif One ID IATA.
Untuk berpartisipasi, warga Singapura harus memegang paspor dengan kode yang diawali dengan huruf 'K', yang telah dikeluarkan setelah 1 Januari 2018. Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan (ICA) Singapura berencana untuk mengoperasikan dua metode pembersihan yang berbeda, satu dengan pemeriksaan biometrik tunggal dan satu dengan dua pemeriksaan berturut-turut, masing-masing dalam setidaknya satu jalur.
Wisatawan akan diminta untuk melepas kacamata hitam, topi, dan aksesori lainnya yang dapat menghalangi mata atau wajah mereka saat melewati jalur. Uji coba diselesaikan dengan lebih dari 90 persen dari 22.500 pelancong diproses tanpa kesulitan, sementara sisanya mengalami kesulitan terkait dengan ketidaktahuan dengan proses pemindaian.
Untuk uji coba Changi, ICA telah mengintegrasikan antarmuka (user interface) pengguna grafis yang dikembangkan dengan Home Team Science and Technology Agency (HTX) untuk membuat proses lebih mudah bagi para pelancong.
The Straits Times melaporkan bahwa ketika media diundang untuk mengamati sistem baru yang sedang beraksi, hal itu membersihkan para pelancong lebih cepat daripada jalur lama.
FACERS Biometrik di Australia
AirAsia merayakan ulang tahun pertama peluncuran penerbangan dari Bandara Avalon di Geelong, Australia juga telah meluncurkan biometrik wajah untuk proses boarding otomatis. Sistem Pengalaman Izin Bandara Cepat (FACES) baru akan membuat penumpang naik lebih cepat.
CEO AirAsia Benyamin Ismail mengklaim proses biomedis wajah penumpang hanya memakan waktu sekitar 30 detik.
Maskapai ini menjadi operator internasional pertama di Bandara Avalon yang baru saja merelokasi layanan dari Bandara Tullamarine akhir tahun 2018. Sistem boarding biometrik FACES dimiliki dan dioperasikan oleh AirAsia, yang juga telah mengembangkan sistem registrasi smartphone untuk menyertainya.
Share: