
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian. | Foto: Arsip BSSN
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian. | Foto: Arsip BSSN
Jakarta, Cyberthreat.id – Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, mengatakan, pada 2020 instansinya fokus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di bidang cybersecurity.
Ia menginginkan agar industri cybersecurity bisa tumbuh di Indonesia. Salah satu kunci Indonesia mandiri dalam hal keamanan siber, menurut dia, adalah harus memiliki SDM yang mumpuni.
Kaitannya dengan hal itu, kata dia, BSSN telah melakukan pemetaan kompetensi dari tenaga cybersecurity yang bisa digunakan oleh pemerintah maupun swasta. Pemetaan ini dibuat berdasarkan standar kompetensi, kualifikasi, dan level kompetensi nasional.
Berita Terkait:
“Kami sudah memiliki petanya yang akan dirilis minggu depan. Di dalamnya akan ada framework untuk SDM cybersecurity di Indonesia,” ujar Hinsa di acara diskusi di Jakarta, Rabu (4 Desember 2019).
Untuk mendorong pembentukan SDM, menurut dia, BSSN akan bekerja sama dengan universitas-universitas dan pusat penelitian yang fokus pada pengembangan bidang cybersecurity.
Jika pengembangan SDM bisa dicapai, ia berharap industri cybersecurity mulai tumbuh sehingga baik hardware maupun software bisa dibuat secara lokal. Dari situlah, pelan-pelan Indonesia bisa mencapai kedaulatan siber karena telah bisa memproduksi teknologi siber secara lokal.
Berita Terkait
“Tujuan ke depan kan kita mau berdaulat khususnya di bidang teknologi siber, kalau masih bergantung [dari produk luar negeri] bagaimana bisa berdaulat,” kata dia.
Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN, Anton Setiyawan, menambahkan, BSSN juga sedang menyiapkan untuk memperkuat riset dan pengembangan teknologi di bidang siber.
“Bisa saja nanti kita kembangkan aplikasi seperti WhatsApp, tapi buatan kita sendiri untuk mempermudah kontrol terkait dengan data masyarakat,” kata dia.
Redaktur: Andi Nugroho
Share: