
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jamalul Izza saat wawancara dengan tim Cyberthreat.id di Kantor APJII, Jakarta, Jumat (29/3/2019). CYBERTHREAT.ID | RIZKI MEIRINO
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jamalul Izza saat wawancara dengan tim Cyberthreat.id di Kantor APJII, Jakarta, Jumat (29/3/2019). CYBERTHREAT.ID | RIZKI MEIRINO
Jakarta, Cyberthreat.id – Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jamalul Izza mengatakan Aceh merupakan wilayah strategis untuk memperluas penetrasi jaringan internet di Sumatera.
Aceh, kata dia, bisa menjadi hub sehingga kabel internasional jatuh dari wilayah paling Barat Indonesia tersebut kemudian mengalir ke daerah-daerah.
Selain itu, Aceh juga bisa diandalkan menjadi backup jaringan kabel internet wilayah Sumatera yang sebelumnya sudah ada di Medan, Lampung, Pekanbaru, Batam dan Palembang
“Saya pernah dapat curhatan bahwa di Aceh itu provider terbatas. Jadi, kalau internet mati tiga hari mereka cuek saja. Itu terjadi karena mereka tidak tahu harus komplain kemana,” kata Jamalul pada Cyberthreat di Jakarta, Jumat (29/3/2019).
APJII bersama Sobat Cyber Indonesia (SCI) menggelar Literasi Digital untuk Persatuan Indonesia di Banda Aceh, Senin (1/4/2019). Dalam kesempatan tersebut Jamalul akan berupaya mendorong APJII agar lebih agresif memasuki wilayah Aceh yang menurut dia masih sangat fresh.
“Saya sudah meminta teman-teman APJII masuk Aceh karena kita ingin memberikan Aceh banyak pilihan provider. Kalau banyak yang masuk maka layanan makin bagus,” ujarnya.
Jamalul mengatakan dirinya sempat agak miris ketika mengetahui hanya satu Internet Service Provider (ISP) yang ada di Aceh. Beberapa tahun lalu dia pernah mendengar terdapat dua ISP namun kini tersisa sebiji ISP di wilayah yang sedang membangun.
“Satu ISP dan sisanya ISP lokal. Ini pertanyaan besar bagi kita semua karena Aceh sekarang kan bukan wilayah konflik lagi,” tegas pria kelahiran Banda Aceh 37 tahun silam.
“Masyarakat Aceh harus diberikan pemahaman bahwa dengan internet bagus, pasti perekonomian meningkat, kreatifitas anak-anak muda akan keluar dan talenta-talenta digital itu muncul.”
Jamalul mengatakan dalam mewujudkan penetrasi internet masyarakat dan pemerintah harus berkolaborasi. Artinya dukungan dan komitmen pemerintah harus diperlihatkan secara kongkret lewat berbagai kegiatan termasuk memperbanyak literasi digital.
“Sekarang itu investasi ke Aceh mulai banyak masuk. Kotanya bagus, nyaman, aman tapi belum ada smart city. Sekarang saya katakan Aceh tertinggal dari infrastruktur internet, tapi dalam beberapa tahun ke depan ucapan ini harus banyak yang membantah.”
Share: