
Ilustrasi | Foto: BCA
Ilustrasi | Foto: BCA
Jakarta, Cyberthreat.id - Penipuan online kian marak terjadi. Ada salah satu modus baru yang dilakukan penjahat siber, yaitu mengaktifkan kembali kartu SIM (re-activate SIM card).
Penipuan ini berawal dari pengguna kartu kredit (card holder) yang mengganti nomor kartu seluler ponselnya dengan nomor ponsel yang baru. Namun, data kartu kreditnya tidak diperbarui (update) oleh card holder (khususnya nomor ponsel).
Dari situlah, para penipu (fraudster) akan menyalahgunakan nomor kartu seluler yang sudah tidak digunakan tersebut dengan cara mengaktifkan kembali.
"Karena card holder tidak melakukan pemutakhiran data kartu kredit, maka SIM card ponsel lamanya masih terhubung dengan kartu kredit card holder," demikian tulis Bank BCA di situs webnya yang diakses, Rabu (4 Desember 2019).
Kartu seluler tersebut lalu dimanfaatkan oleh fraudster untuk melakukan modus kejahatan. Setelah diaktifkan kembali, kartu seluler tersebut disalahgunakan untuk melakukan transaksi online menggunakan kartu kredit card holder.
Untuk menghindari itu, nasabah sesegera mungkin melakukan pemutakhiran data, khususnya nomor ponsel yang digunakan untuk menerima kode otorisasi perbankan berupa one-time password (OTP). Jika card holder tidak melakukan pemutakhiran data nomor ponsel, notifikasi transaksi yang terjadi tidak dapat diketahui oleh card holder.
"BCA tidak bertanggung jawab atas segala akibat hukum yang muncul oleh dampak kasus penipuan kartu kredit dengan modus re-activate SIM card jika card holder belum melakukan pengkinian data nomor ponsel," tulis BCA.
Share: