
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Bulan Desember dikenal sebagai hari lahir Ransomware. Tidak ada yang tahu pasti, tanggal berapa dan dimana Ransomware dilahirkan. Dan mungkin tidak akan ada orang di dunia yang bersedia merayakan kelahirannya.
Kelahiran Ransomware tidak terlepas dari seorang ahli biologi asal Harvard, Dr. Joseph Popp. Seorang tokoh eksentrik yang kariernya bervariasi di berbagai disiplin ilmu pengetahuan
Ia pernah bertugas 15 tahun mempelajari Babon Hamadryas di Afrika Timur, menciptakan tempat perlindungan kupu-kupu di New York dan menerbitkan Evolusi Populer, sebuah buku yang dinilai kontroversial oleh para ahli di bidangnya.
"Satu-satunya tujuan Popp adalah bagaimana memaksimalkan keberhasilan reproduksi," tulis blog Emsi Soft, Senin (2 Desember 2019).
Bapak Ransomware
Di luar pencapaian luar biasanya di Ilmu Biologi, Dr. Popp ternyata paling dikenal sebagai Bapak Ransomware. Mungkin sedikit literasi yang memberitahukan soal ini, tetapi Ransomware dikenal sejak sebuah peristiwa yang terjadi periode Desember 1989.
Ketika itu, Dr. Popp terlalu bersemangat untuk memperkenalkan putranya yang baru lahir ke dunia. Untuk itu, ia mengirim Ransomware melalui 20 ribu disket yang terinfeksi. Disket ditujukan kepada delegasi yang menghadiri konferensi AIDS internasional yang dilaksanakan WHO di Stockholm, Swedia.
Disket tersebut berisi kode berbahaya yang menyembunyikan direktori file, mengunci nama file lalu menuntut korban mengirim 189 USD (Rp 2,6 juta) ke PO Box di Panama jika mereka ingin mengembalikan akses ke data mereka. Kurang dari dua minggu setelah serangan itu, Dr. Popp menarik perhatian pihak berwenang atas sebuah insiden di bandara Schiphol, Amsterdam.
Tak lama setelah itu, Dr. Popp ditangkap di rumah orang tuanya di Ohio dan diekstradisi ke Inggris. Ia harus menghadapi 10 tuduhan pemerasan dan kerusakan kriminal. Popp menunjukkan perilaku aneh saat menunggu persidangan. Dia memakai kondom di hidungnya dan menaruh alat pengeriting rambut di janggutnya. Ia sebut itu untuk menangkal radiasi.
November 1991, Hakim Geoffrey Rivlin menganggap Popp tidak layak untuk diadili dan kasusnya di drop. Pasca persidangan Popp, Ransomware menjalani 'masa kecilnya' dengan relatif tenang.
Ransomware terlahir dengan kriptografi simetris (symmetric cryptography) yang dapat dengan mudah didekripsi, yang berarti tidak akan menimbulkan ancaman serius dan mampu menghindari masalah.
Tetapi, ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Tahun 1996, dua kriptografi, Adam L. Young dan Moti M. Yung, memperingatkan dunia bahwa suatu hari Ransomware akan tumbuh dan belajar tentang kriptografi asimetris. Mereka mengatakan Ransomware akan mengubah kemampuan penguncian file alaminya menjadi semacam 'negara adidaya' yang mengubah dunia.
"Nasib Ransomware telah ditulis. Hanya masalah waktu saja," tulis Emsi Soft.
Share: