
Anggota Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Arief Musta'in | Foto : Cyberthreat.id/Eman Sulaeman
Anggota Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Arief Musta'in | Foto : Cyberthreat.id/Eman Sulaeman
Jakarta,Cyberthreat.id- Anggota Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Arief Musta'in mengungkapkan, operator telekomunikasi harus memiliki roadmap (peta jalan) yang jelas terkait implementasi teknologi 5G.
Pasalnya, impelementasi 5G di Indonesia akan menghadapi tiga isu utama, yaitu regulatory, adopsi teknologi dan bisnis model.
“Ketiga itu yang akan menjadi tantangan ketika kita menyongsong industri baru seperti 5G. Oleh karena itu, di industri ini ditantang untuk punya roadmap sendiri,” kata Arief dalam acara acara Telco Outlook 2020 Selular Business di Jakarta, Senin, (2 Desember 2019).
Arief menambahkan, teknologi 5G berbeda dengan teknologi 4G. Kalau di teknologi 4G masih mengandalkan hardware, yang kebanyakan menggunakan teknologi tersebut dari para vendor global, maka di 5G, lebih mengandalkan software.
“Di 5G sendiri, teknologinya nanti sudah software, bukan lagi hardware. Itu juga kita berpikir, ini menjadi tantangan, apakah memungkinkan buat perangkat 5G, yang sebagiannya sudah bisa dibuat di Indonesia. Dalam konteks software-nya. Karena kalau sekarang 4G itu semua operator harus beli semua. 5G ke depannya sangat berbeda. Negara negara akan berlomba untuk membuat software di 5G-nya,” jelas Arief.
Oleh karena itu, dia menyarankan supaya operator memiliki roadmap, misalnya mengajak pihak kampus untuk bekerjasama, atau menyekolahkan para talenta digital yang dimiliki ke luar negeri, sehingga ketika kembali di Indonesia, bisa membuat software lokal, yang nantinya dapat diimplementasikan pada teknologi 5G.
“Kan setiap negara dapat menerapkan teknologi 5G seusia dengan kondisi negaranya masing-masing. Jadi dari sisi software, mungkin kita bisa pakai software lokal untuk diterapkan di 5G,” ucap Arief.
Share: