
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Sebuah sekolah Katolik di Waterloo, Ontario, Kanada mendapat serangan Malware sejak Rabu (27 November 2019). Dalam keterangan resmi yang dirilis pihak sekolah sebagaimana dilansir CBC, disebutkan bahwa divisi IT sekolah dan pakar keamanan siber masih bekerja sampai Minggu (1 Desember 2019).
Selama lima hari sistem elektronik yang ada di sekolah tidak bisa digunakan. Semua akses online ditutup dan jaringan belum bisa berfungsi seutuhnya. Chief Managing Officer (CMO) sekolah John Shewchuk mengatakan, pihak sekolah berusaha keras dengan menggunakan jasa sejumlah pakar cybersecurity profesional.
"Tim IT kami bekerja sampai hari Minggu, dan kami akan mempertahankan pakar keamanan cyber terkemuka," kata Shewchuk dalam emailnya kepada media setempat.
Langkah mitigasi seperti mengamankan jaringan sudah disiapkan sekolah, termasuk mengganti metode layanan online yang terganggu. Sejumlah layanan telah pulih namun pekerjaan untuk memulihkan 100 persen adalah pekerjaan besar.
"Tidak ada indikasi data pribadi atau informasi bisnis telah diambil sebagai akibat dari serangan itu," kata Shewchuk yang menegaskan sekolah segera melakukan penyelidikan forensik.
"Jika ada data maupun informasi pribadi yang dikompromikan, kami akan memberi tahu individu yang terdampak," tegasnya.
Ontario Dipukul Hacker
Serangan Malware terhadap sekolah Katolik di Waterloo merupakan rangkaian dari cyber attack yang menyerang wilayah tersebut. Sepanjang tahun ini Ontario memang disibukkan oleh ulah penyerang yang menimbulkan insiden di berbagai tempat.
Pertengahan November perusahaan pembuat bir Waterloo Brewing terkena serangan rekayasa sosial (social engineering) yang menimbulkan kerugian 2,1 USD (Rp 29,5 miliar).
Kota kecil Stratford lebih parah. Pemerintahan setempat menyetujui permintaan penyerang dengan membayar Bitcoin senilai 75 ribu USD (Rp 1 miliar) untuk membuka kunci sistem informasinya. Padahal serangan dilakukan sejak April 2019.
Rumah sakit di Listowel dan Wingham juga dilanda serangan ransomware pada bulan September. Kedu RS tersebut berupaya keras memulihkan sistem karena menyangkut hidup-mati pasien namun baru pada Oktober mereka mendapatkan kendali penuh atas sistem tersebut.
Share: