Cyberthreat.id - Finlandia sedang bersiap untuk membela diri melawan kelompok aktivis misterius yang mengancam akan melakukan serangan siber (cyber attack), kecuali negara menyerahkan Bitcoin. Lebih dari 200 organisasi publik dan pemerintah kota Finlandia akan menghadapi serangan ini.

Itulah simulasi serangan siber yang digelar Pemerintah Finlandia dengan skenario berbagai serangan yang menuntut pembayaran hingga upaya akses ilegal ke dalam sistem. Simulasi mengikutsertakan kru hacker yang disebut Hipotesis. Mereka akan jadi aktor utama melakukan serangan ke sektor pemerintah dan organisasi.

Simulasi besar-besaran ini merupakan respon atas ancaman yang dilakukan oleh kelompok aktivis yang menamakan dirinya Tietovuoto321 (pelanggaran data 321), yang meminta Bitcoin sebagai tebusan untuk 235 organisasi publik di seluruh Finlandia pada 10 Oktober.

Sebulan terakhir kantor pemerintah dan kota-kota di Finlandia telah mengalami setidaknya dua kali serangan terhadap website dan sistem data mereka. Simulasi serangan siber ini masih akan berlangsung pekan depan.

"Organisasi yang berpartisipasi telah merespons dengan antusias," tulis laporan media setempat.

Serangan Ransomware pada fasilitas publik dan layanan kota di Finlandia meningkat signifikan dalam setahun terakhir. Pemerintah disana tidak ingin rumah sakit atau layanan publik membayar tebusan sebagaimana yang pernah terjadi di Amerika Serikat, Prancis, Spanyol dan beberapa negara lainnya.

Awal bulan ini, sekelompok hacker jahat menyerang sistem komputer milik perusahaan minyak milik negara Meksiko, Pemex, lalu meminta tebusan Bitcoin senilai 4,9 juta USD.

Tetapi, semua ini bukan berita buruk. Satu korban Ransomware baru-baru ini membalas dendam pada penyerangnya dengan menginfiltrasi infrastruktur yang menyalakan Malware mereka. Ia berhasil melepaskan ribuan kunci dekripsi untuk membantu orang lain memulihkan file secara gratis.