
Ilustrasi. Foto: freepik.com
Ilustrasi. Foto: freepik.com
New York, Cyberthreat.id – Ini ibarat ibarat senjata makan tuan. Peneliti Symantec mengungkapkan, bahwa pada 2016 peretas China menyerang balik Badan Keamanan Nasional (National Security Agency/NSA) dengan alat peretas yang dipakai NSA saat menyerang China.
Tidak hanya menyerang AS, peretas juga menyasar para sekutu AS di Asia dan Eropa. Alat dan teknologi untuk menyerang balik itu, antara lain DoublePulsar backdoor, FuzzBunch, EternalBlue, EternalSynergy, dan EternalRomance.
Peretas menyasar beberapa serangan terhadap berbagai industri, termasuk lembaga pendidikan, organisasi penelitian ilmiah, dan pembuat teknologi ruang, satelit, dan tenaga nuklir. Selain itu, menargetkan perusahaan dan sekutu AS di lima negara, seperti Hong Kong, Belgia, Vietnam, Luksemburg, dan Filipina.
Namun, Symantec tidak secara khusus menyebut bahwa peretasan itu dilakukan oleh pemerintah China, tetapi hanya mengidentifikasi bahwa peretas kelompok Buckeye, juga dikenal dengan APT3.
Namun, istilah itu digunakan Symantec untuk mengisyaratkan keterlibatan Kementerian Keamanan Negara China yang beroperasi di luar Guangzhou. Peneliti sejauh ini belum bisa menjelaskan bagaimana kelompok Buckeye memiliki akses ke alat-ala peretas itu.
Dilansir dari HackRead, Rabu, (8/5/2019), yang mengutip laporan terbaru The New York Times, peneliti Syamantec menyebutkan, peretas China tidak mencuri kode alat dan teknologi peretasan NSA, tetapi mendapatkannya dari serangan NSA yang diluncurkan ke pemerintah China dan itu sebelum insiden Shadow Brokers. Peneliti mengatakan, yang dilakukan peretas China mirip dengan seorang penembak jitu yang meraih senapan musuh dan mulai meledakkan diri.
Diberitakan HackerRead pada 16 Agustus 2016, kelompok peretas Shadow Brokers mengklaim telah meretas Equation Group NSA dan mencuri sekumpulan alat peretas, lalu menjualnya secara online.
Equation Group adalah salah satu kelompok serangan siber. Peneliti Kaspersky Lab menjuluki kelompok ini yang tercanggih dan termaju di dunia. "Para ahli meyakini bahwa Equation Group memiliki hubungan dalam dengan NSA. Pada 2015, sebagian besar target mereka adalah Afghanistan, Iran, India, Mali, Pakistan, Rusia, dan Suriah,” tulis HackerRead.
Redaktur: Andi Nugroho
Share: