IND | ENG
Punya Tim Lokal, DANA Ingin Garap Potensi Indonesia

Ilustrasi

Punya Tim Lokal, DANA Ingin Garap Potensi Indonesia
Faisal Hafis Diposting : Kamis, 14 November 2019 - 23:11 WIB

Cyberthreat.id - Teknologi yang kian hari semakin berkembang telah mempengaruhi kehidupan manusia untuk terus melakukan inovasi. Termasuk penggunaan uang tunai yang sejatinya disimpan dalam dompet telah berevolusi menjadi dompet digital dengan uang digital.

Tren menggunakan uang digital dan transaksi nontunai (cashless) memang sudah menjadi trending yang di tengah masyarakat Indonesia sejak dua tahun terakhir.

Maraknya produk e-wallet di Indonesia seperti Sakuku, LinkAja, Go-Pay, DANA, OVO dan lainnya juga turut membuat masyarakat Indonesia perlahan-lahan beralih menjadi masyarakat nontunai (cashless) yang merupakan program pemerintah.

Fenomena tersebut membuat raksasa digital asing melirik Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan potensi raksasa ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara disertai potensi konsumen yang begitu besar terdapat di Tanah Air.

Raksasa digital dunia seperti WhatsApp Payment belum tersedia secara global, tapi masih terus berkembang di India yang juga memiliki potensi ekonomi digital raksasa. Tetapi, WhatsApp berupaya memperluas fitur ini ke berbagai negara termasuk Indonesia secara bertahap.

CEO dan Founder DANA, Vincent Iswara mengakui Indonesia memiliki potensi pasar yang besar. Hal itu, kata dia, seharusnya dengan cepat dapat digarap oleh para pelaku industri dompet digital ini.

“Kita dapat melihat sendiri penetrasi penggunaan smartphone di Indonesia sekitar 150-an juta lebih dan penggunaan akses internet itu sekitar 171 juta. Itu yang seharusnya kita garap. Bukan cuma DANA, tapi semua pemain,” ujar Vincent di Jakarta, Kamis (14 November 2019).

Teknologi Anak Bangsa

Menurut Vincent, produk teknologi yang dikembangkan oleh orang lokal itu akan cocok dengan masyarakat Indonesia itu sendiri, dibandingkan dari perusahaan asing. Maka dari itu, ia percaya dapat bersaing dengan perusahaan asing yang ingin merambah lahan ke Indonesia. 

"Kalau dibuat dan dikembangkan dari masyarakat Indonesia, untuk masyarakat Indonesia, kebutuhannya itu akan sesuai dengan masyarakat Indonesia itu sendiri. Misalnya, salah satu fitur kami yaitu Split Bill (patungan) dan yang lainnya, saya yakin kita dapat bersaing dengan siapapun juga," ujar dia.

Terpenting, lanjut Vincent, inovasi agar dapat selalu memberikan sebuah hal yang baru memang sangat dibutuhkan bagi para pengembang dompet digital. DANA pun juga terus berinovasi agar dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

"Yang membedakan kami dengan para pemain asing diluar yaitu team dari lokal, development lokal, dan untuk masyarakat lokal. Semua inovasinya juga localize untuk masyarakat Indonesia dan akan dipatenkan oleh tim kami melalui proses IP Protection Trademark."

Masyarakat Indonesia juga perlahan telah menggunakan aplikasi dompet digital ini. Pengguna DANA hingga akhir Oktober 2019 telah mencapai 30 juta pengguna dengan transaksi rata-rata sebesar 2 juta rupiah perhari sejak peluncurannya pada Desember 2018.

"November 2018, kita baru rilis aplikasinya. Lalu, 5 Desember 2018 kita baru mulai marketing/memasarkan produk kami. Jadi ya, cukup tinggi peningkatannya untuk pengguna DANA," kata Vincent.

Sebelumnya, Direktur Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Anton Setiyawan mengatakan negara menyambut dengan tangan terbuka platform digital milik anak bangsa yang terus dikembangkan, apalagi sampai digunakan.

"Kami justru mendorong penggunaan produk yang dikembangkan oleh anak bangsa. Misalnya, ada aplikasi Pesan Kita yang mirip WhatsApp, dan kalau bisa digunakan masyarakat kita, tentu itu bagus sekali," kata Anton di sela Kampanye Literasi Keamanan Siber (KLiKS) BSSN di Jakarta pekan lalu.

Anton berharap ketergantungan Indonesia terhadap platform digital raksasa milik asing bisa dikurangi karena kemandirian teknologi bisa membuat potensi ekonomi digital Indonesia jauh lebih besar. Jika sudah demikian, manfaatnya bisa digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat Indonesia. 

#Dana   #digitalpayment   #cashless   #ekonomidigital   #transaksielektronik   #cyberthreat   #cybersecurity   #teknologianakbangsa

Share:




BACA JUGA
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital
Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025
Politeknik Siber dan Sandi Negara Gandeng KOICA Selenggarakan Program Cyber Security Vocational Center
Pemerintah Percepat Layanan 'Digital Payment' Lewat Portal Nasional