
Aplikasi Like Patrol | Foto: businessinsider.sg
Aplikasi Like Patrol | Foto: businessinsider.sg
Cyberthreat.id – Apple Inc memutuskan untuk menghapus aplikasi Like Patrol dari toko aplikasinya, App Store, lantaran melanggar kebijakan terkait dengan pengumpulan data pengguna Instagram.
“Like Patrol memungkinkan pengguna untuk terus mengawasi aktivitas media sosial orang lain,” demikian tulis CNET, Senin (11 November 2019).
Aplikasi tersebut tampaknya ingin menyediakan cara memata-matai di Instagram lebih mudah. Makanya, pengembang menyiapkan layanan berbayar yang memungkinkan pelanggan mendapatkan notifikasi kapan saja dari seseorang yang mereka ikuti baik komentar maupun yang menyukai video atau fotonya.
Instagram pun kemudian melaporkan hal itu ke Apple pada akhir Oktober lalu. Apple pun baru menghapus aplikasi itu Sabtu lalu.
Pendiri Like Patrol, Sergio Luis Quintero, mengatakan, perusahaan akan berjuang kembali agar bisa diterima di App Store.
"Kami sangat percaya bahwa aplikasi kami tidak melanggar kebijakan Apple,” tutur dia kepada CNET.
“Kami berencana untuk mengajukan banding atas keputusan ini dalam beberapa hari mendatan,” ia menambahkan.
“Jika aplikasi kami melanggar kebijakan apa pun, Instagram juga seharusnya melanggar kebijakan yang sama persis sejak 2011 hingga 2019 melalui fitur Following Tab. Mengapa itu tidak dihapus?"
Fitur Following Tab kini telah dihapus oleh Instagram sejak Oktober lalu. Fitur itu disediakan Instagram untuk bisa melihat apa yang sedang dilakukan dari teman pengguna platform tersebut.
Aplikasi Like Patrol pertama kali muncul di toko Apple pada Juli lalu. Aplikasi tidak muncul di Google Play Store untuk perangkat Android.
Jumlah pengguna yang berlangganan pada Oktober lalu sebanyak 300 orang. Dan, tiap pelangan akan dikenai tagihan per tahun sebesar US$ 80.
Aplikasi ini tidak diklasifikasikan sebagai stalkerware, yang digunakan oleh pengembang nakal untuk melacak informasi pribadi seperti data lokasi, log panggilan, pesan teks dan kontak. Namun, para pakar keamanan menemukan bahwa Like Patrol mendorong perilaku menguntit dengan memantau aktivitas orang di media sosial.
Quintero menggambarkan aplikasinya sebagai "Follow Tab on steroid" Instagram. Aplikasi Like Patrol akan mengirimkan notifikasi berdasarkan gender, membiarkan pelanggan tahu jika orang yang mereka ikuti berinteraksi dengan unggahan dari seorang pria atau wanita. Aplikasi juga mengklaim memiliki algoritma untuk mendeteksi apakah yang mereka posting itu dari orang yang menarik atau tidak.
Empat hari setelah Instagram mengirim Like Patrol surat penghentian, Quintero mengatakan perusahaannya berniat melawannya. Ia mengatakan, bahwa perusahaannya akan membuat alat aplikasi sumber terbuka dan tersedia bagi siapa saja untuk digunakan dalam beberapa hari mendatang.
Quintero tidak menerima dengan kritikan yang ditimpakan pada perusahaannya. "Ada kemunafikan dalam kecaman Facebook terhadap aplikasi kami," katanya kepada BBC.
"Like Patroli tidak mengumpulkan data dari pengguna Instagram. Aplikasi menyediakan pengguna dengan ‘alat untuk mengatur kembali informasi yang sudah tersedia bagi mereka’,” kata dia.
"Segala sesuatu yang dilihat pengguna hanya tinggal di perangkat pengguna, kami tidak memiliki login, kami tidak memusatkan informasi apa pun, jika pengguna menghapus aplikasi setiap bit data yang dapat dilihatnya di Suka Patroli dihapus," ia menambahkan.
Meskipun Apple telah memblokir pengguna baru agar tidak mengunduh aplikasi tersebut, Apple tidak menghapusnya dari iPhone yang sudah dimuatnya. Jadi, secara teori, Like Patrol bisa terus melayani anggotanya yang sudah ada.
"Aplikasi ini mungkin hilang, tetapi tidak diragukan lagi aplikasi juga masih banyak lagi di luar sana," kata Lisa Forte, pendiri Red Goat Cyber Security, sebuah perusahaan keamanan siber.
"Data dan privasi sangat berharga. Aplikasi seperti ini bisa sangat mengganggu. Berhati-hatilah dengan aplikasi apa yang Anda unduh dan selalu perbarui ponsel Anda," ia menambahkan.
Share: