IND | ENG
AI Itu Dilatih Agar Lebih Pintar

Presiden Direktur IBM Indonesia Tan Wijaya saat memberi paparan dalam diskusi IBM bertajuk Data dan AI di Jakarta, Selasa (5 November 2019). | Foto: Faisal Hafis

AI Itu Dilatih Agar Lebih Pintar
Faisal Hafis Diposting : Selasa, 05 November 2019 - 17:47 WIB

Cyberthreat.id - Presiden Direktur IBM Indonesia, Tan Wijaya, mengatakan Artificial Intelligence (AI) akan semakin pintar jika dilatih. Menurut dia, AI bisa membangun algoritmanya sendiri dengan prinsip "we can make the engine smarter".

"Latihan yang dimaksud adalah AI itu membangun algoritmanya sendiri. Jadi, yang dilakukan input seperti ini dan output akan seperti apa. Nah, itu yang sebenarnya dilakukan oleh AI," kata Tan Wijaya dalam diskusi IBM bertajuk Data dan AI di Jakarta, Selasa  (5 November 2019).

AI, kata dia, adalah fungsi manusia yang dikelola oleh mesin atau komputer. Mesin dan komputer tersebut memiliki keahlian sebagaimana yang dimiliki manusia. Misalnya, AI bisa membaca dan mengenali seseorang atau benda.

Dalam penerapannya, AI sangat membutuhkan data untuk dapat menganalisa. Data yang dianalisis dapat menghasilkan output sesuai yang diinginkan. Jika dibawa ke dalam penerapan AI di ekonomi digital, data menjadi sangat kritis bagi konsumen, Pemerintah dan perusahaan.

Ia mencontohkan segala jenis proses digital dan pertukaran yang ada di sosial media menghasilkan data. Pertumbuhan komputer dan digitalisasi melalui penggunaan internet berkembang pesat sehingga produksi data Indonesia sangat banyak dan melimpah.

“AI ini sangat bergantung pada sampel data. Contoh sampel data customer kami menggunakan Six Sigma. Kita bisa tahu Six Sigma ini akurasinya sangat tinggi dan cacatnya sangat sedikit," ujarnya.

Tan menyebutkan permasalahan yang dihadapi oleh Six Sigma adalah kesulitan mencari sampel cacatnya. Menurut dia, jika sampel cacat tidak ditemukan, maka AI yang diterapkan kepada sebuah sistem akan menjadi mesin yang buruk.

"Karena sistem ini tidak bisa membedakan mana yang cacat dan mana yang bukan, maka sangat membutuhkan sampel data yang relevan."

Startup-startup di Indonesia banyak menerapkan AI sebagai value network, yaitu penghubung antara penjual dan pembeli. Di dalam hubungan itu harus banyak terdapat data yang bersumber dari "siapa yang memiliki resource" dan "siapa yang membutuhkan resource".

"Agar dapat mempertemukan antara penjual dan pembeli dengan tepat, dibutuhkan AI yang canggih. AI diperlukan untuk berkompetisi dengan startup lain sehingga pemahaman tentang data dan AI sangat berharga," kata dia.

#Ai   #ibm   #data   #bigdata   #Analytics   #cybersecurity   #cyberthreat   #ekonomidigital

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital
Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025
Pemerintah Dorong Industri Pusat Data Indonesia Go Global