
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listiyarti mengatakan sekolah-sekolah di Indonesia memerlukan teknologi Closed-circuit television (CCTV) untuk lebih meningkatkan pengawasan dan kontrol terhadap siswa. CCTV juga bisa memberikan perlindungan kepada anak didik karena merasa diawasi.
"Teknologi CCTV belum ada di sekolah-sekolah," kata Retno dalam keterangan pers kepada media, Rabu (30 Oktober 2019).
Selama ini kasus kekerasan terhadap siswa maupun pelecehan seksual terhadap siswa sekolah mencuat ketika sudah menjadi viral di media sosial. Termasuk tingginya kasus bullying yang banyak terjadi di sekolah-sekolah.
Berdasarkan laporan yang diterima KPAI
periode Januari-Oktober 2019, terdapat 127 kasus pelanggaran terhadap siswa, baik yang dilaporkan secara langsung maupun online.
DKI Jakarta masih menempati jumlah pengaduan langsung terbesar, yaitu mencapai lebih dari 50 persen pengadu. Bukan tanpa alasan Jakarta memimpin jumlah pengaduan. Antara lain di pengaruhi oleh faktor kedekatan geografis seperti mudah dijangkau pengadu dari DKI Jakarta.
"Adapun lokasi para pelaku dalam menjalankan aksi bejatnya mayoritas dilakukan di ruang kelas. Ada juga yang di ruang kepala sekolah, di kebun belakang sekolah, di ruang laboratorium komputer, ruang ganti pakaian dan ruang perpustakaan," ujarnya.
Selain itu, pendirian posko-posko pengaduan kekerasan terhadap perempuan dan anak di setiap kecamatan di DKI Jakarta oleh pemerintah provinsi ternyata berdampak pada turunnya jumlah pengaduan kekerasan terhadap anak yang diterima KPAI.
DKI Jakarta memiliki program Jakarta Smart City (JSC) yang memiliki sekitar 5 ribu sampai 6 ribu CCTV dipasang di hampir semua titik jalan. Fungsi utamanya untuk pengawasan dan mempermudah aparat merespon keluhan warga. Memasuki musim hujan DKI juga telah memasang 102 CCTV di titik-titik saluran air di Jakarta dan sekitarnya.
Retno mengatakan, mata rantai kekerasan yang terus terjadi di lingkungan sekolah, baik itu kekerasan fisik, psikis maupun seksual, baik yang dilakukan siswa, guru maupun orang tua sudah seharusnya di putus. Retno berharap CCTV bisa mewujudkan sekolah sebagai tempat yang aman dan nyaman buat peserta didik.
"KPAI berharap hal ini menjadi prioritas pekerjaan rumah yang harus di selesaikan oleh Mendikbud Nadiem Makarim."
Februari 2019 masyarakat Indonesia sempat dihebohkan kasus pencabulan dengan dugaan korban puluhan siswi di sebuah SD di Kota Malang. Ketika itu, Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko mengatakan CCTV diperlukan agar pengawasan proses belajar mengajar bisa dilakukan secara maksimal.
"Kami berharap semua sekolah bisa dipasang CCTV," kata Sofyan Edi Jarwoko dilansir Detikcom.
Share: