
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Apakah yang akan terjadi jika Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 kembali diulangi pada 28 Oktober 2019. Layanan uang elektronik LinkAja mencoba mencari jawaban dengan melakukan wawancara kepada para pemuda yang bergerak di bisnis digital.
CEO Bibit, Wellson Lo, mengatakan masa depan Bangsa Indonesia akan lebih baik jika mampu memanfaatkan digitalisasi dengan tepat. Bibit yang bergerak di bidang investasi digital menawarkan layanan investasi menggunakan ekosistem digital LinkAja.
Bibit, kata dia, membantu para pengguna untuk menempatkan uang ke portofolio reksadana yang khusus dibuat secara personal sesuai dengan umur, penghasilan dan toleransi terhadap risiko secara otomatis tanpa perlu khawatir mengenai keamanan.
"Melalui Bibit, kami ingin seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap keuangan secara merata, karena kami percaya semua orang Indonesia berhak untuk mempunyai masa depan yang lebih baik," kata Wellson Lo dalam keterangan pers kepada Cyberthreat.id, Senin (28 Oktober 2019).
CEO Vestirfarm, Dharma Anjarrahman, menyebutkan Indonesia harus mampu mengambil manfaat dari digitalisasi terutama dari sektor agraris. Selama ini, kata dia, petani Indonesia mengalami kesulitan dalam soal akses, terutama akses permodalan.
Digitalisasi dan konektivitas akan merombak halangan tersebut dengan kemajuan teknologi seperti IoT, Cloud, big data, Artificial Intelligence (AI), robotik dan teknologi lainnya.
"Sampai saat ini Vestifarm telah membantu ribuan petani di lebih dari 24 wilayah di Indonesia," kata Dharma.
Vestifarm memasok ke beberapa perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) melibatkan 3500 penyandang dana aktif. Vestifarm adalah startup pemenang The Best UKM App The NextDev Competition 2016 yang terintegrasi dengan LinkAja sebagai metode pembayaran.
"Hari ini, di era 4.0, peran pemuda semakin relevan dengan kelebihan teknologi dan cara-cara kita yang penuh dengan kebaruan. Kita bukanlah penonton, hari ini, kita yang pegang kendali. Perubahan, ada di tangan kita. Pemuda Indonesia."
CEO Bobobox, Indra Gunawan, menilai kaum milenial sebagai penggerak utama ekonomi digital harus menyerap spirit Sumpah Pemuda 1928. Bobobox adalah sebuah hotel kapsul di Bandung yang mengusung desain minimalis dengan mengedepankan Internet of Things (IoT) untuk memberikan pengalaman menginap yang berbeda.
Ketiga hotel kapsul milik Bobobox menggunakan ekosistem LinkAja sebagai opsi pembayarannya, melalui QR Code yang hadir di ketiga tempat tersebut.
"Milenial selalu ingin mencoba hal-hal yang baru, terutama dengan hal yang berhubungan den teknologi," kata Indra.
Share: