IND | ENG
Sistem Keamanan Komputer Gedung Putih Dalam Bahaya?

Ilustrasi

Sistem Keamanan Komputer Gedung Putih Dalam Bahaya?
Arif Rahman Diposting : Sabtu, 26 Oktober 2019 - 16:03 WIB

Cyberthreat.id - Kepala keamanan komputer Gedung Putih, Dimitrios Vastakis, mengajukan surat pengunduran diri. Dalam sebuah memo yang dikirim lewat Axios baru-baru ini, Vastakis menilai Pemerintahan Presiden AS Donald Trump ingin membersihkan semua pakar keamanan siber (cybersecurity) era presiden, Barrack Obama.

Sebelumnya, sistem komputer dan keamanan Gedung Putih melakukan pembersihan sistemik staf keamanan siber yang dinilai oleh Vastakis dan kawan-kawannya sebagai tindakan yang tidak masuk akal. Dalam suratnya Vastakis menyebutkan istilah "sejarah terulang kembali".

"Mengingat semua perubahan yang saya lihat dalam tiga bulan terakhir, saya memperkirakan Gedung Putih memposisikan dirinya dalam bahaya secara elektronik," kata Vastakis dilansir The Next Web, Sabtu (26 Oktober 2019).

Vistakis mengatakan dirinya khawatir dengan keamanan sistem komputer secara keseluruhan. Gedung Putih, menurut dia, memberikan pintu bagi institusi lain untuk masuk secara besar-besaran ke dalam sistem mereka.

Padahal Vastakis dan kawan-kawannya telah bekerja sejak tahun 2014. Ketika itu terjadi gelombang serangan siber terhadap Gedung Putih yang dilakukan oleh negara (state sponsored). Tidak disebutkan negara yang dimaksudkan tapi Rusia dikenal memiliki keinginantahuan besar terhadap ruang cyber AS.

"Yang juga memprihatinkan adalah sistem metrik digunakan untuk mengukur keberhasilan program cybersecruity," kata Vastakis.

Sistem metrik adalah sistem pengukuran desimal yang disetujui secara internasional. Akibatnya, kata Vastakis, para pejabat di Gedung Putih memprioritaskan kenyamanan atau kemudahan Presiden Trump dibandingkan keamanan komputer yang sebenarnya.

Menurut Vistakis, selain menyingkirkan dirinya dan kawan-kawan, Gedung Putih juga telah mengambil ancang-ancang untuk menyingkirkan Petugas Keamanan Informasi (OCISO) termasuk para pejabatnya.

Kepemimpinan Trump sebelumnya telah mengubah Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi serta Dewan Sains dan Teknologi Nasional tidak aktif atau mati.

Memo Kedua

Setelah memo Vastakis, pihak Gedung Putih dikabarkan mengerahkan pakar cybersecurity untuk menyelidiki kebocoran yang memalukan bagi Presiden Trump. Informasi ini diketahui dari memo lain yang menyatakan eksodus pakar cybersecurity era Barrack Obama mulai mengkhawatirkan.

"Terutama perlindungan Gedung Putih dari pihak Rusia," demikian isi memo tersebut dilansir Axios, Sabtu (26 Oktober 2019).

Memo itu juga mengingatkan bahwa anggota tim cybersecurity Gedung Putih bertanggung jawab untuk "secara proaktif mengidentifikasi dan menyelidiki kebocoran informasi sensitif, seperti pergerakan dan jadwal Presiden".

"Sampai segala hal yang berdampak langsung terhadap keamanan fisik presiden," kata memo tersebut.

#Gedungputih   #Cybersecurity   #cyberthreat   #donaldtrump   #Rusia   #hacker   #ilegalaccess   #infrastrukturkritis   #sisteminformasi

Share:




BACA JUGA
Microsoft Ungkap Aktivitas Peretas Rusia Midnight Blizzard
Penjahat Siber Persenjatai Alat SSH-Snake Sumber Terbuka untuk Serangan Jaringan
Peretas China Beroperasi Tanpa Terdeteksi di Infrastruktur Kritis AS selama Setengah Dekade
Politeknik Siber dan Sandi Negara Gandeng KOICA Selenggarakan Program Cyber Security Vocational Center
Google Cloud Mengatasi Kelemahan Eskalasi Hak Istimewa yang Berdampak pada Layanan Kubernetes