
Ketua ICSF Ardi Sutedja K | Foto: Antaranews.com
Ketua ICSF Ardi Sutedja K | Foto: Antaranews.com
Jakarta, Cyberthreat.id – Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja K mengatakan, ancaman serangan siber dengan teknik ransomware harus diwaspadai semua pihak.
Menurut dia, serangan ransomware jangan dianggap remeh dan harus menjadi perhatian serius baik masyarakat maupun pemerintah.
Apakah ada serangan ransomware di Indonesia? Ardi mengatakan, serangan jenis ini memang ada. Namun, Ardi melihat memang serangan ransomware di Indonesia masih terbilang konvensional.
Indonesia pernah menjadi target serangan ransomware WannaCry pada Mei 2017. Rumah sakit yang menjadi korban serangan yaitu RS Harapan Kita dan RS Dharmais.
Berita Terkait:
Pada tahun itu, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat itu, WannaCry menyerang setidaknya 12 institusi di Indonesia.
“Bentuk ransomware yang sekarang kita hadapi di indonesia masih bersifat konvensional, tapi sudah mampu menembus lintas batas (negara),” kata Ardi kepada Cyberthreat.id, Kamis (24 Oktober 2019).
Oleh karenanya, Ardi mengkhawatirkan, penjahat ransomware ini bisa berkembang menjadi lebih terorganisasi. “Ini hanya masalah waktu,” tutur dia.
Menurut Ardi, ransomware di samping melumpuhkan dan meminta tebusan juga mengancam kelangsungan operasional berbagai infrastruktur kritis yang menggerakkan perekonomian nasional. “Ini berpotensi menjadi ancaman terhadap keamanan nasional,” kata dia.
Redaktur: Andi Nugroho
Share: